body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;} TuneList - Make your site Live

Cari-mencari gia ne aisyemen

Khamis, 14 November 2013

" Kuburan Rohani "


Shallom saudara-saudari yang terkasih  om selamat kemalaman..hehehe
kita ketemuaan lagi dalam ruangan ini. Nak hari ini sya mau sharing pasal " kuburan Rohani "gia hehehe 
Punya siuk homili Rev. Fr Sunny Chung minggu lalu gia serita pasal " Kebangkitan "
Lagi yang bikin aku kesiukan sya mendengal gia dia sakap pasal kubulan " pengalaman pemberkatan kubulan baru-baru gia "
Paado Sunny Chung bilang ( sya kasih ringkasla sajala ne homili si. paado gia dia punya sakapan gia mohon maaf sugala sini kalo lari temponya terutama kepada si. paado sory ya paado kalo kau terbaca sya punya laman ini gia..hehehe)
" dua hari bulan sembayang kuburan, kasih bersih kubur selain sembayang bahawa lilin apa lagi kita bawa selain lilin dan apa yang kamu nampak dia bilang. Ada yang bawa bir ada yang bahawa mantoku, kuih-muih, buah-buahan dan macam-macam lagi. Untuk apa itu semua?; Dimana kita punya iman cuba kita tanya pada diri kita sendiri?
Sebab Yesus bilang pada injil hari ini  " Orang-orang  sudah mati inda lagi macam kita yang khawin dan dikhawinkan ,tetapi mereka sama seperti malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah kerana mereka telah dibangkitkan "
Jadi untuk apa itu kuih bikin makan?, siapa yang pergi makan itu kuih.?  Jadi dimana iman kita? Perkara ini simple tapi kita belum benar-benar memahami  dimana fakus kehidupan yang masih lagi berpegang kepada keinginan-keinginan dunia ini, nampak simple tapi kita inda nampak "

Itu saja sya ingat gia sakapan si.paado, pasal terus sya teringat sya time budak dengan kenakalan ku, di kuburan time keci-keci gia  sya pergi makan itu apple sama itu anggur om minum itu pepsi sana kubulan. kotoh siap suru durang ampai-ampai itu buah-buahan sana.. jadi siapa yang rugi aku juga yang untung...kekeke.

Nah hari ini sya mahu bersharing serita bangkit dan keluar dari kuburan rohani kita. Pasal bulan november merupakan tanda-tanda peringatan kita akan urang-urang yang sudah lama mendahului kita bahkan jiwa-jiwa yang membutuhkan doa kita yang masih lagi menziarahi di dunia ini. Bahkan kita yang masih lagi hidup dalam dunia fana ini, sya bukan serita pasal orang sudah lama meninggal kemah tubuh untuk bangkit dari kubulan, kerana dalam kitab pengkhotbah 4:2 bilang " Alangkah bahagianya orang yang sudah mati; keadaan mereka lebih baik daripada orang yang masih hidup. " 
Na kita yang masih hidup kadang-kadang lebih kasihan, walaupun belum mati secara fizik tapi mati rohaninya inda mahu bangkit dan keluar. 
Na banyak perkara di dalam diri kita ini yang harus dipulihkan dan kita memerlukan Tuhan untuk memulihkan kita. 
Namun kadang-kadang sya suga bertanya pada diriku ini aisymen, mengapa banyak orang telah menjadi orang yang begitu percaya kepada Tuhan, tetapi hidupnya inda dapat bertumbuh, inda berbuah, inda berubah terus jatuh dalam dosa, selalu berputal-putal terus dengan pergumulan yang sama, om inda dapat bangkit? ( Macam suga serita sang lalat yang sya share dalam note kepisbukanku dulu-dulu gia )
Kalo menurut kondisi saat yang pernah sya lalui sendiri gia, di sebabkan mahu tetap berdiam di dalam kuburan, maksud sya gia  kerana kebiasaan dalam lingkaran zon selesa/ zon nyaman inda mahu banyak kerumitan inda mahu masuk pintu yang sempit cukup kristian percaya Tuhan itu sudah cukup. Sehingga menyebabkan kebanyaknya imannya tertidur tidak hangat suam-suam kuku, sehinggakan banyak orang masih tetap berdiam di dalam "kuburan rohani ", inda mahu bangkit dan keluar. 

Ini meningatkan diri sya suga gia ini, bukan suka-suka saja mengsakap dalam tulisan di sini gia. Habis sya suka lajar-lajar walaupun sya inda seberapa pandai gia namun selagi masih lagi tu nafas kena kasih bernafas maka kita harus dididik Tuhan.
Na singkat serita gia, yang menyebabkan kita inda dapat bangkit dan keluar dari "kubulan rohani"  kerana masih ada batu penghalang yang menutup kuburan kita. Walaupun kita sedar harus bangkit, tetapi kita inda dapat keluar kerana ada batu penghalang yang menutup kubur rohani kita yang belum kita kasi singkir gia.
Misalnya orang-orang yang hidup mengasi  hidangan tu makanan kepada orang-orang mati di kubulan. Walaupun sedap itu makanan yang di dihindangkan contohnya " Sasau  gia " orang-orang yang berada di dalam kubur inda  akan pernah dapat merasa om menikmati hidangan/makanan itu gia.  Jadi samala seperti orang-orang yang masih berdiam dalam "kubur rohani". Mungkin kita selalu sembayang di gereja, masih membaca firman-Nya, masih berdoa, tetapi kita inda dapat merasakan kuasa dan kasih Tuhan bekerja dalam hidup kita ba.
Na Yesus inda ingin membiarkan kita terus terkurung dalam kuburan rohani yang selama ini menjadi tempat yang membuat kita inda bertumbuh, inda berbuah, bahkan terperuk saja. Dia ingin kita menikmati kasih dan kuasaNya secara sempurna. Supaya kita boleh bangkit dari kubur rohani, 

Namun bagaimana dapat bangkit om keluar dari kubur rohani?
Mula-mula kita perlu menggulingkan batu penghalang yang menutup kuburan itu. 
Apakah yang menjadi batu penghalang yang menghalang kita untuk keluar dari kubur rohani kita?
Fikiran kita yang negatif, kekesewaan, kekuatiran, ketakutan, kepahitan, kemalasan, berhala hidup (macam terikat dengan game laman sesawang, filem om lain-lain lagi gia), pergaulan yang buruk, tabiat buruk, ataukah masih ada dosa yang disembunyikan. Itulah batu penghalang yang menyebabkan kita inda dapat bangkit om keluar dari kubur rohani. 

Na oleh sebab itu mari kita ambil tindakan untuk menyingkirkan dan menggulingkan batu penghalang itu gia, supaya kita bisa mendengarkan suara Yesus yang memanggil kita untuk bangkit dan keluar dari kubur rohani. Sama seperti Lazarus ketika mendengar suara Yesus, dia mengambil keputusan untuk bangkit dan keluar, walaupun sukar bergerak, tetapi dia tetap mau mengambil langkah untuk bangkit dan keluar.
Mungkin ada yang berkata: "Wah saya inda boleh menggulingkan batu penghalang itu! 
Batu penghalang itu terlalu berat! Kuburan itu sudah berbau busuk."

Yesus bukan hanya telah membangkitkan Lazarus. Yesus sendiri juga telah bangkit dari kubur. Itu ertinya kita sudah dimerdekakan dan beroleh kekuatan untuk bangkit juga. Jangan kita tertipu oleh si.iblis yang berkata kita inda boleh bangkit. Tinggal di kuburan rohani hanya akan menguburkan potensi besar yang ada di dalam kita. 
Mari bangkit dan keluar dari kubur rohani kita! sebab ada tertulis
" Memikirkan pengembaraan dan penderitaan ini, bagaikan makan racun yang pahit.
Ketika kita memikirkan terus-menerus akan hal itu, sehingga batin tertekan. Namun harapan kita bangkit kembali ini akan mengingatkan kita akan Kasih Yesus yang abadi dan rahmat-Nya tidak berkesudahan; selalu baru setiap pagi, sesungguhnya Dia setia! "
Dia berkata " keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal " 
Amin

Isnin, 4 November 2013

BELAS KASIHAN


" Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan "
Shallom om selamat petang gia saudara pemeriksa yang terkasih, inilah ne sya suka gia aisyemen, 
hari ini memiliki kesempatan dalam mengelolah perkongsian dalam blog ini yang inda seberapa gia. 
Apa-apa pun selamat datang  om selamat membaca hehehe, 
Hari ini sya memcoret perkongsian kisah tentang BELAS KASIHAN tentu saja kita pernah melihat  dan mendengar ayat-perayat di dalam kitab Suci bahkan pernah mengalami saatnya ketika kita mendapat belas kasihan entah itu dari sesama mahupun dari Tuhan sendiri. Memang inda di nafikan lagi bahawa sifat Tuhan yang sering kali kita kenal adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan, namun sering kali kita inda mempahamkan dalam penyingkapnya gia. Yesus pernah berkata ketika Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa Dia bilang  " pergilah dan pelajarilah erti firman ini: Yang Kukehendaki ialah BELAS KASIHAN dan bukan persembahan, kerana Aku datang bukan memanggil orang benar melainkan orang berdosa. "

Nah bagaimanakah caranya kita mendapatkan belas kasihan Tuhan sekaligus belajar daripada-Nya?. 
Seringkali ada tanggapan yang keliru tentang sikap ini, kununnya ada yang beranggapan  inda apa gia berdosa terus kerana Tuhan sangat berbelas kasihan dan belas kasihan-Nya inda terbatas. Kita tahu memang belas kasihan-Nya inda terbatas, namun pandangan yang seperti ini kurang tepat lagi salah kaprah, Tuhan tidak memberikan belas kasihan-Nya dengan sembarangan, sebab pada hakikatnya belas kasihan Tuhan itu memang terlalu besar, begitu besarnya belas kasihan Tuhan sehingga benar-benar menutupi segala kesalahan kita, maka kalau kita inda begitu dewasa om masih mahu bermain-main dengan dosa maka mudah sekali terjebak di dalam perilaku yang mensia-siakan belas kasihan Tuhan. 
( Ini sama dengan tindakan menyalibkan Yesus kedua kali )

Begitu banyak sekali yang dapat kita temui dalam pengajaran Tuhan Yesus mengenai belas kasihan, baik itu dalam perumpamaan seperti  seorang raja yang tergerak hati oleh belas kasihan terhadap hambanya lalu  raja itu membebaskan dan menghapus segala hutangnya 
( tentang pengampunan )
perumpaman tentang anak yang hilang yang melakukan pemborosan ketika ia mendapat harta bahagianya, ketika bencana kelaparan ia hidup melarat bahkan dalam kisahnya dikatakan ampas makan babi pun ia ingin jadikan pengalas perut itu kembali kepada ayahnya, ketika ayahnya melihat anaknya dari jauh tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Sehingga di adakan pesta sukacita
( tentang pertobatan ).

Kisah lain tentang pengajaran Tuhan Yesus mengenai sesama iaitu kisah seorang samaria yang tergerak hatinya oleh belas kasihan telah merawat seorang  yang telah di samun yang tinggal setengah mati dijalanan, dalam kisah ini ada tiga orang yang melalui tempat itu seorang imam, seorang lagi Lewi (aisymen nama itu bah hehehe) dan seorang lagi Samaria. Di sini dikatakan bahawa samaria paling banyak menunjukan belas kasihannya kepada orang yang jatuh ke tangan penyamun itu. ( tentang sikap hati kita yang diselusuri dengan tindakan yang nyata ).

Apakah Yesus tahu mengsakap  saja dalam pengajaran-Nya gia? 
Tentu tidak, begitu banyak tindakan nyata juga yang Yesus lakukan gia. Mari kita lihat dalam sebuah peristiwa yang dikisahkan oleh Markus dalam injil yang begitu mengharukan sekaligus memberi pengharapan untuk kita belajar iman gia. 
Ada seorang pesakit kusta yang datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta kesembuhan. Dikatakan di sini bahawa ia datang bersujud di hadapan Tuhan Yesus. Jadi, ia datang dengan sungguh-sungguh memohon belas kasihan Tuhan atas diri-Nya.
Sehingga hati Yesus digerakannya untuk menaruh  belas kasihan terhadapnya. ( Luar biasa sekali IMAN penyakit kusta ini )

Seperti yang kita sedia maklum gia pada zaman itu pesakit kusta pada umumnya inda tinggal di dalam kota melainkan di luar kota, di sebuah perlindungan khusus untuk mereka supaya inda menularkan atau berjangkit penyakit kepada orang banyak. Berdasarkan versi Matius 8:1-4, na dapat kita ketahui bahawa orang kusta ini datang mencari Tuhan Yesus setelah Tuhan memberikan pengajarannya di atas bukit, 
(The sermon On The Mount)
 di sebuah kota di Galilea. Singkat sakapan gia, orang kusta sebelum bertemu dengan Yesus, ia sudah mendengar berita tentang Dia yang memberitakan injil dari kota ke kota. Nah orang kusta ini mengambil risiko yang besar untuk dijauhkan bahkan ditolak orang masuk ke dalam kota. Ia rela mengambil risiko ini oleh kerana ia ingin menerima kesembuhan.
Berbeza sekali dengan kesembuhan yang sering kita temui yang memerlukan iman lihat Markus 5:34 mengenai seorang perempuan yang sakit pendarahan disembuhkan oleh Yesus, Markus 10:52 mengenai seorang pengemis yang buta bernama Bartimus disembuhkan. 
Nah dalam kasus orang kusta ini berbeda sekali macam sya sakap luar biasa gia dalam kesembuhan dan Yesus inda bilang " pergilah, imanmu telah menyelamatkan dan sembuh ".

Apakah orang kusta ini inda membutuhkan iman untuk sembuh? 
Nak mari kita lihat dalam Roma 10:17 " jadi, iman timbul dari pendengaran , dan pendengaran oleh firman kristus " seperti yang sudah dinyatakan di atas sebelum orang kusta ini datang ke Yesus ia terlebih dahulu mendengar perkabaran tentang Yesus yang memberita injil dari ke kota ke kota.

Ada satu hal lagi yang mahu kita perhatikan di sini. Sewaktu bertemu dengan Tuhan, ia berkata, "Kalau Engkau mahu, Engkau dapat mentahirkan aku." Perkataannya ini membayangkan sekurang-kurangnya dua perkara gia. Pertama, ia meminta, bukan memaksa. Dalam keadaan sangat memerlukan, betapa mudahnya bagi kita datang kepada Tuhan dan "memaksa-Nya" melakukan apa yang kita harapkan. Orang kusta ini tidak memaksa meskipun ia sangat butuh sembuh. Ia tetap meminta kerana ia sedar Tuhan mempunyai hak sepenuhnya untuk menentukan apakah Tuhan akan menyembuhkannya atau tidak. Itulah sebabnya ia datang memohon belas kasihan Tuhan.
Kedua, perkataannya ini membayangkan pengakuannya atas kuasa Tuhan. Ia berkata, "Kalau Engkau mahu" bukan "Kalau Engkau boleh." Betapa seringnya dalam doa kita berkata kepada Tuhan, "Kalau Tuhan boleh ini/itu "( lebih sering mengarah Tuhan melakukan apa yang kita mahu daripada apa yang Tuhan kehendaki yang ingin kita lakukan) sebab sesungguhnya kita ini tidak percaya atau kurang percaya bahawa Tuhan akan sanggup melakukan apa yang kita doakan. 
Tidak ada yang tidak dapat diperbuat Tuhan; Ia sanggup melakukan hal yang mustahil sekalipun. Namun tidak semua hal diperbuat Tuhan sebab tidak semua hal sesuai kehendak-Nya. (lihat Yakobus 4:3 ). Itu sebabnya perkataan si pesakit kusta ini sangat tepat. Ia percaya akan kuasa Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya. Ia hanya tidak tahu apakah penyembuhan ini berada di dalam kehendak Tuhan atau tidak.

Puji Tuhan! Ternyata penyembuhan ini berada di dalam kehendak Tuhan atas dirinya. Tuhan menjawab, "Aku mahu, jadilah engkau tahir." Tuhan pun menghulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu. Markus mencatat bahawa tatkala Tuhan melihat orang kusta itu dan mendengar permohonannya, "tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan." Tuhan menyembuhkannya kerana Dia berbelas kasihan kepadanya. Berdasarkan kisah ini ada beberapa pelajaran yang dapat kita lajar-lajar gia tentang 
BELAS KASIHAN TUHAN.


~ BELAS KASIHAN TUHAN INDA MENGENAL JENIS~
Kalo kita lihat di dalam Kitab-Kitab Injil gia sering dicatat selalunya orang datang berbondong-bondong mencari Tuhan membawa permasalahan mereka, biasanya adalah sakit penyakit. Tidak pernah sekalipun Tuhan membezakan antara satu penyakit dengan penyakit lain. Dan, tidak pernah sekalipun Tuhan membezakan antara pesakit yang satu dengan pesakit yang lain atas dasar status sosial mereka.

~ BELAS KASIHAN TUHAN DIPENGARUHI OLEH KESUNGGUHAN HATI KITA~
Kenyataan orang kusta ini masuk ke dalam kota, hal ini menandakan kesungguhan hatinya mencari Tuhan. Ia tidak sekadar menunggu kedatangan Tuhan, ia berinisiatif mencari Tuhan. Macam suga serita Si.Zahkeus gia naik atas pokok untuk melihat siapakah Yesus ini.

~ BELAS KASIHAN TUHAN DIPENGARUHI OLEH KERENDAHAN HATI KITA ~
Kenyataan orang kusta ini langsung bersujud dan memohon belas kasihan Tuhan, ini menandakan ia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Kita pun mesti merendahkan diri di hadapan Tuhan sewaktu memohon belas kasihan-Nya. Kita harus mengakui ketidakupayaan kita kepada Tuhan.

~ TERAKHIR, BELAS KASIHAN TUHAN DATANG BERSAMA DENGAN PERINTAH-NYA YANG MENGHARUSKAN KITA UNTUK MENAATI-NYA ~
Setelah menyembuhkan orang ini, Tuhan memberinya "peringatan keras," iaitu, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun."  ayat 43-44 Tuhan paham kalau berita penyembuhan  tersiar, maka akan makin banyak orang yang datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan. Sayangnya ia malah menyiarkan berita kesembuhannya.
 Tuhan sedar bahawa kalau berita penyembuhan ini tersiar maka akan banyak orang yang datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan. Misi utama kedatangan-Nya ke dunia adalah bukan untuk menyembuhkan orang dari sakit penyakit jasmani atau lahiriah, tetapi untuk penyakit rohaniah. Ia datang bukan hanya untuk mati  bagi  menebus dosa orang-orang krstian saja tetapi semua manusia, penyakit yang jauh lebih serius daripada sakit jasmaniah. Berita yang tersiar akan membawa berlaksa orang dan ini akan menghalang misi kedatangan-Nya, 
Ia datang bukan untuk menjadi penyembuh tapi Ia datang untuk menjadi Penyelamat. 
Apakah dengan itu orang kusta yang mengikar perintah-Nya  penyakit yang sembuh  datang kembali gia?
Kita tahu bahawa Yesus adalah Tuhan, sudah tentu Ia sudah tahu apa yang akan diperbuat orang ini, bahawa orang ini akan merugikan dan menyusahkan-Nya. Sungguhpun demikian, Ia tetap berbelas kasihan dan menyembuhkannya secara totaly , itulah BELAS KASIHAN TUHAN. Belas kasihan Tuhan mengalahkan segala-galanya.


Bagi kita yang merasakan atau pernah mengalami belas kasihan Tuhan, sebenarnya kita harus mewujudkan sikap hati kita yang benar dan meresoponi dalam tindakan yang nyata  dalam berbelas kasihan kepada sesama kita om jangan kita mensia-siakan belas kasihan-Nya. Memang butul gia, kalo kita udah di sembuhkan kerana pertolongan Tuhan maka kita harus bersaksi bagi kemulian nama-Nya gia, apalagi kalo sudah bertahun-tahun menderita sakit bahkan penyakit yang inda da harapan tetiba-tiba disembuhkan oleh Tuhan bukankah begitu. Amat sulit sekali kalo kita udah disembuhkan namun inda bersaksi gia, namun dalam kasus Injil dalam Markus ini ada hal yang begitu menarik perhatianku gia " Perintah Tuhan sekaligus permintaan-Nya ". Orang kusta begitu bahagia sekali setelah sembuh dan dia ingin membagikan kebahagiaan itu kepada orang lain, tapi sayang sekali gia seharusnya dia menghormati permintaan Tuhan. Sayangnya orang ini tidak melaksanakan perintah Tuhan, ia malah menyiarkan berita kesembuhannya. Saya kira perbuatannya itu mencerminkan diri kita semua sebagai manusia gia, kita hanya rindu menerima belas kasihan Tuhan tapi kita inda rindu mendengarkan dan melakukan perintah-Nya.
Memang kita pun macam orang kusta mahunya kita tapi lupa apa mahunya Tuhan kepada kita.
Nak akhir sakapku dalam coretan ini gia percatatan bentuk perkongsian kita bersama-sama gia, janganlah luapan sukacita itu menghayutkan kita dan juga melawan arus, namun harus kita kendalikan dengan taat akan perintah Tuhan, kerana luapan sukacita terlalu spontan tanpa memikirkan kesannya, akhirnya menjadi penghalang pekerjaan Tuhan. Disini kita harus berhati-hati seperti orang kusta ini, yang begitu semangat, begitu gumbila om bahagia sekali namun gagal mengerti mahunya Tuhan. Bah itu sajala gia seritaku ini. Amen
Telima kasih kerana membaca kepanzangan penseritaanya gia.

" Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu "
( Yudas 1:22 )

Jumlah Paparan Halaman