Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditangan-Mu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan ku alat dalam rumah-Mu
Inilah hidupku di tangan-Mu
Bentuklah s'turut kehendak-Mu
Pakailah sesuai rencana-Mu
Ku mau s'perti-Mu Yesus
Disempurnakan selalu
Dalam segenap jalanku
Memuliakan nama-Mu
Siapa tau Tajuk laguan ini angkat kening gia..hehehe
Ya butul!! " Ku Mahu Seperti-MU Yesus "
kesiukan sya gia dia punya kelirikan gia hehehe...kalo ada gitar ini sya petik suda ini walaupun bertamburan disido cord sampai pandai suga sya tacing gia, pasal sya menyanyikannya di dalam kelubukan kedalaman hatiku sapa yang tau..heheheh.
Tapi sya inda serita soal kemerduan suaraku yang inda seberapa didengar om laguan tapi sya mau sharing sesuatu yang satu ketika dulu sya pernah mengsharenya tapi lama sudahlah gia.
Dimana Hatiku berkata " Kau seperti Bejana yang penuh dengan air-KU, Aku telah mencurah-curah begitu banyak, tidakkah engkau rasa sayang akan pembaziran itu, Rupa-rupanya sya ne na kalabai gia hehehe "
Tapi puji syukur lewat teguran yang sampai saat ini sya menjadi hairan sendiri kenapakah hatiku pandai bersakap-sakap di dalam kepala utakku ini. Namun syukur kepada Tuhan saya apa adanya sekarang ini dalam hal memberi.
Mendengar dan berbicara tentang
" BEJANA TANAH LIAT "
Saya ingin berkongsi ini keseritaan, yang dulu-dulu sya ingat,pernah dengar time sya bersama
rakan-rakan seperjalanan bersama-sama gia mendengar perkongsian dari seorang "Sister"
Walaupun time tu sya begitu lamban dalam menangkap sebuah pengertian.
Namun Puji Tuhan lewat homili minggu lalu Rev. Father Walaupun dalam rentangan waktu....( tidak lama lagi dia pindah gia huhuhu )
berbicara soal Pengalaman begitu banyak mengajar kita dalam mendewesakan iman
hubung dan relasi dengan Tuhan bukan setakat istilah pemahaman buku-buku harus juga mengetahui Siapa Aku menurutmu petikan pembacaan Injil hari itu(minggu), serta Mempertahankan dan dipertahankan
Bah sampai situ dulu nanti terlampau jadi pengulas lari pula disido tempo mesej yang di sampai gia.kekeke
Berbalik kesertitaan ku tentang Bejana Tanah Liat... Inilah kesiukan menaip perkongsian gia kepanzangan berhabislah nampaknya ini kali lah hehehe..
sory aha kawan-kawan kalo kepanzangan gia
Walaupun keseritaan Bejana ini kalo korang searcing itu kepunatan laman sasawang gia kompom banyak itu keluar cuma rajin-rajinlah menelah gia om jangan langsung ditelan terus harus dikunyah sedapka inda masam ka pahit, tawar ka manis.
Seritanya begini
Ada seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana yang sudah tersedia - Yang manakah akan terpilih?
"Pilihlah saya", teriak BEJANA EMAS , "Saya ini berkilat om bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan betul. Keindahan saya akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti Engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik! "
Namun tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu BEJANA PERAK, langsing dan tinggi. Katanya "Aku akan melayani Engkau, Tuanku, aku akan menuangkan
anggur-Mu dan aku akan berada di meja-Mu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memuji-Mu. "
Namun tuan itu hanya lewat saja dan mencari sebuah BEJANA TEMBAGA . Bejana ini lebar mulutnya dan dalam, digilap seperti kaca. "Sini! Sini! "Teriak bejana itu," saya tahu saya akan terpilih. Taruhlah saya di meja-Mu, maka semua
orang akan memandangku. "
"Lihatlah saya", panggil BEJANA KRISTAL yang sangat jernih. "Aku sangat telus, menunjukkan betapa baiknya saya. Walaupun saya mudah pecah, saya akan melayani Engkau dengan kebanggaan saya. Dan saya yakin, saya akan bahagia dan senang tinggal dalam rumah-Mu. "
Tuan itu kemudian mendapati BEJANA KAYU. Digilap dan terukir indah, berdiri dengan teguh. "Engkau dapat memakai saya, tuanku", kata bekas kayu."Tapi aku lebih senang bila Engkau memakaiku untuk buah-buahan,bukan untuk roti."
Kemudian Tuan itu melihat ke bawah dan melihat BEJANA TANAH LIAT . Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana Tuan itu.
"Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan kupakai, dan akan Aku buat sebagai milik-Ku seutuhnya. Aku tidak memerlukan BEJANA yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk diletak di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang mempamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar. Tetapi yang Kucari adalah bejana yang sederhana yang akan Kupenuhi dengan kuasa dan kehendak-Ku. "
Kemudian Ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki, membersihkan dan memenuhinya. Ia berbicara dengan lembut kepadanya. "Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah Kuperbuat bagimu."
Sahabatku yang kekasih.., apa yang dapat kita simpulkan lewat keseritaan ini gia
Tuhan bukan memilih apa yang terbaik tetapi menerima kita apa adanya lalu membentuknya, kerana DIA tahu kita orang sakit,Dia tahu kita orang berdosa , Dia tahu kita remuk hilang harapan gia. Dia selalu memilih dengan tepat dan mengajar kita untuk selalu rendah hati dan sederhana om merasa diri kita inda mampu berbuat apa-apa tanpa pertolongan Tuhan, seperti BEJANA TANAH LIAT itu, untuk dipulihkannya
Sebab kata-Nya " Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah memilih kamu agar kamu berbuah banyak. Kamu akan menjadi bejana untuk maksud yang mulia, yang dikuduskan di pandang layak untuk dipakai dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. Engkaulah Bejana Tanah Liat "
Mari sabot-sabotku kita menjadi Bejana Tuhan dalam kemulian nama-Nya dalam memperpanjangkan kasih Tuhan kepada sesama. Amin
Beginila keseritaan dalam catatan gia yang inda seberapa ini, semoga bermaafaat...Heheheh