Hari Sunday sempena hari minggu Palma kita memasuki satu peristiwa memperingati tentang Sengsara-Nya Tuhan
dan suga sekali gus kita merayakan hari belia sedunia
Happy Blessed World Youth Day di ucapkan kepada teman-teman baik inda di kenal mau pun di kenali.
Happy Blessed World Youth Day di ucapkan kepada teman-teman baik inda di kenal mau pun di kenali.
Mengikut pengiraan kita memasuki kedua puluh lapan sudah tahun ini.
Di mana tema dia
" Pergilah, jadikanlah semua bangsa-bangsa murid-ku "
Tidak lama lagi gia kita memasuki Hari Khamis Putih
atau
Holy Thursday gia
Perkara yang cukup special bikin mengejut om kajutan pun ada, tentu ia juga istimewa buat kamurang gia..hehehe
Pada hari itu kita mengenangkan perjamuan malam terakhir Tuhan Yesus bersama para rasul-Nya.
Sebelum memasuki pemenungan kita bersama dalam kisah penyaliban Yesus sehingga wafat dikayu Salib Jumaat Agung/Good Friday
Sebelum memasuki pemenungan kita bersama dalam kisah penyaliban Yesus sehingga wafat dikayu Salib Jumaat Agung/Good Friday
Apa yang membuat hari itu sukup istimewa gia
sampai mahu menangis rasanya kerinduanku,
ia mengingatkan sya satu ketika dulu tentang perkara
dalam kenangan pembasuh kaki bersama dengan kawan-kawan ku dulu-dulu gia.
Banyak sya pelajari dari mereka. Thank you so much my dear friends
Sya inda catat kenangan itu biarlah kenangan itu tersemat dalam memori gia aiseyemen
Sya mau tulis keseritaan tentang
"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."
(Yoh. 13: 14-15)
Sebelum Jamuan Malam Terakhir, Yesus mengambil air dan membasuh kaki para murid-Nya. Mengetahui waktu-Nya di dunia tinggal sebentar, Ia mengajar tidak dengan kata-kata tetapi dengan tindakan yang memeranjatkan para murid-Nya.
Tuhan Yesus tidak gengsi,
apa tu GENGSI gia?
"GENGSI " disini gia kalau menurut kamus dewan bahasa gia membawa erti kaum kerabat, kehormatan dan pengaruh atau sebuah martabat yang dimiliki
Yesus tidak mempertahankan martabatNya mahupun kehormatanNya namun dengan rendah hati, Ia bertindak sebagai hamba dan melayani para murid-Nya. Sungguh suatu teladan yang luar biasa yang sangat mengagumkan. Melalui tindakan konkrit yang diwujudkan dengan kerelaan melayani, Tuhan Yesus menanamkan saling mengasihi sebagai hukum terutama dalam hidup ini.
Menurut tradisi Yahudi mencuci kaki adalah sebuah bentuk penghormatan seseorang terhadap orang yang dianggap mempunyai status atau jabatan lebih tinggi atau lebih terhormat.
Di mana kebiasaanya murid membasuh kaki gurunya sebab menganggap guru mempunyai status yang lebih terhormat daripadanya.
Namun pada malam itu Yesus menanggalkan jubah-Nya dan melakukan tindakan sebagai hamba dengan membasuh kaki para muridNya. Sudah tentu ini melawan adat, maka ditolak oleh Petrus. Dia yang adalah murid merasa inda pantas dihormati oleh gurunya sedemikian rupa.
Tapi Yesus inda mundur dengan penolakan Petrus, bahkan Dia menyatakan kalau Petrus inda mahu maka dia tidak mendapat bagian dalam Yesus.
Tentu dalam hal ini bukan Petrus saja merasakan hal demikian bahkan murid-murid lain
Andai kata kita berada dalam posisi Rasul Petrus berserta murid-murid lain kita juga turut merasa dan melakukan hal demikian di mana merasa gelisah dan ingin saja menolaknya kerana inda pentas rasanya.
Yesus melakukan sebuah perbuatan pasti ada tujuannya. Tindakan mencuci kaki merupakan salah satu bentuk pengajaran bagi para murid. Ini adalah keteladanan mengenai penghormatan. Pada umumnya orang hanya menghormati orang yang dianggap mempunyai status atau kasta yang setaraf atau yang lebih tinggi.
Penghormatan hanya berjalan dari bawah ke atas. Namun kisah pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Tuhan Yesus mengajarkan kita prinsip lain. Di mana peristiwa ini menegaskan kembali memaknai KASIH yang sesungguhnya. Hal yang dilakukan Yesus adalah sebuah totalitas/penyerahan kerendahan hati. Ia menanggalkan jubah-Nya agar Ia boleh setara dengan kedudukan hamba yang siap sedia untuk melayani. Ketika membasuh, Yesus tidak menuntut para murid-Nya untuk mengakui dosa-dosa mereka atau menuntut agar orang yang akan menyerahkan diri-Nya itu mengakui rencananya. Yesus hanya meminta agar mereka dengan rendah hati membenarkan Dia, yang mereka sebut Guru dan Tuhan itu, membasuh kaki mereka. Yesus menginginkan para murid-Nya membiarkan diri mereka untuk mengalami kasih-Nya.
Barangkalian kita juga bertanya kenapa " KAKI "
bukan Tangan dan Kepala
"Kaki" adalah anggota tubuh yang paling bawah,
kalo inda percaya suba lihat kaki kita bukankah ia paling bawah hehehe.
Bukan itu saja gia ia juga harus menanggung beban seluruh tubuh kita agar tubuh dapat berdiri dengan tagap inda bergoyang-goyang.
Kaki suga adalah anggota tubuh yang menapak, menginjak atau menyentuh tanah,
Kalo dulu masi kecil-kecil, terus terang kuat kenakalan ku ini kalo bermain inda alas kaki ( pakai selipar ) main guli mesti berkaki ayam.
Itu kaki penuh pasir/tanah.. Mummy sya pun tegur hahahha
So sweet kalo mummy sya marah hahahah dia bilang masuk sasing karwit la ko punya kaki inda pakai selipar.
Itu tanda mummy sayang kita hahaha.
Itu tanda mummy sayang kita hahaha.
Itu bererti kaki kita siap untuk menjadi anggota tubuh yang paling kotor.
Seperti kebiasaan suga ada orang membasuh kaki sebelum masuk/naik rumah
ada suga orang basuh kaki sebelum madop gia nanti mimpi bukan-bukan kunun.
Nak apa yang dapat kita pelajari tetang " Kaki " gia di mana tugas atau panggilan kita untuk " saling membasuh kaki' antara lain bererti saling memperhatikan saudara-saudari kita yang berada di bahagian bawah atau yang dipandang om sering di pandang serong oleh masyarakat dalam sosial, seperti para gelandangan gia, samseng ka, pelacur ka, pengemis ka, kanak-kanak jalanan ka, om mereka yang miskin dan serba kekurangan yang tinggal dan hidup terhimpit dalam keadan inda menentu.
So, dalam memperingati Khamis Putih, kita diundang untuk mencontohi tindakan-Nya. Kasih bukanlah sebuah transaksi untung mahupun rugi. Kasih itu inda memandang bulu dan inda menuntut timbal balik iaitu balasan gia. Kasih yang tulus hanya boleh terjadi apabila kita mahu merendahkan hati dan membiarkan diri disapa oleh kasih-Nya.
"Ingatlah kita mengasihi kerana Allah lebih dahulu mengasihi kita"
Tak ada gunanya kita mempertahankan gengsi. Oleh itu, marilah kita semasa masih ada peluang di dunia ini, kita mengikuti teladan kerendahan hati-Nya. Supaya kita saling melayani dengan kasih seperti Kristus sudah lebih dahulu melayani dan mengasihi kita gia.
Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau lebih dulu sudah melayani dan mengasihi kami sehingga Engkau bersedia mati ganti kami untuk menebus dosa-dosa kami. Biarlah mengikuti teladan-Mu kami dapat melayani dan mengasihi sesama kami. Amin.
You call Me the Teacher and the Lord, and you are right in doing so, for that is what I am.
John 13-13