body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;} TuneList - Make your site Live

Cari-mencari gia ne aisyemen

Ahad, 13 Oktober 2013

ORGEII



Shallom hai kawan-kawanku yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus. Kita ketemuaan lagi dalam ruang catatan ini yang inda seberapa gia. Maaf telat waktunya dalam menulisnya dia punya kesinambungan gia dalam blog kira panjang bangat ini mensiapkannya. Walaubagaimana baru ada masa yang terluang bolehla melanjutin apa yang sudah di perkongsikan bersama iaitu tentang " ORGE " gia hehehe.  
Sebelum itu terima kasih buat temanku yang tidak seberapa sya kenal gia dalam halaman muka buka/ pisbuk gia, namun kasih Kristus tu membuat  kita mengenali akan sesama, thanks telah meresponinya walaupun pendek tapi cukup manfaat membuat sya terpikir sesuatu gia untuk mengelola penulisan yang kukira cukup berat suga jika dilihat kondisi sya sebagai belia bahkan bukanla seorang pelajar alkitab gia mau pun pernah lajar-lajar menelah isi kandungannya, namun " i like it"  hehehe. Terima kasih buat saudari...C'Clay gia namanya yang meresponinya hehehe.
Dan tidak lupa juga kawanku yang kalo sya temui walaupun dari segi usia dia dewasa dariku namun sikapnya suka mendengar  itu menarik perhatianku dan kami saling bertukar opinion berserita mengenainya " otogod " sehingga memberi ke-idea-an  dalam kefahamanku untuk menyunting lebih lanjut hal yang mahu dikoreksikan. Terima kasih Saudara Mrs.S.k.
Sore kelmarin  dulu gia, ketika saya dan teman lain membicarakan tentang hal-hal ASB untuk pelaburan jangka panjang kira menyimpan wangla bah tu mana taula bikin kawinka, pembeli rumah ka, pembeli kelitaka macam-macam pun bule.. Walaupun itu cuma cakap-cakap saja tapi membuat sya merenungi sesuatu mengenai reaksi ketika dalam sebuah pertuturan dan respon dalam hal berkata-kata lebih-lebih kalo masuk dipendengaran dikelolahkan oleh fikiran lalu meresap dalam hati kita di situlah hatimu dan hatiku teruji yang penting disini adalah kesedaran dalam hal-hal berkata-kata dan meresponi apa yang didengar atau diperkatakan.
Benarlah apa yang tertulis jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan lebih-lebih lagi lidah kita yang tidak terkendali rasanya sya ada posting juga tu tentang lidah disini.
Tetapi sya main tulis pula gia ini disini, so kalao ada yang menguris hati kasi maaflah sya gia hehehe.
Lain serita gia sudah kamurang ada akaun simpanan ka?mensimpanla untuk hari yang mendatang gia kekeke..
Hehehe  apa-apa pun panjang butul pembukaannya budi penulisannya kalo sudah aku mengayat-ayat macam karangan ini...kalo beginila sya menulis karangan time iskula  tadika gia kompom jadi penulis novel sinta suda sya ,,,hehehe.
Tidak lupa juga anda-anda yang mendukung dalam dalek tempatan gia pounsikou.



Namun satu hal yang patut ku berterima kasih dan bersyukur adalah DIA di atas segalanya yang mengajarku semunya ini Dialah ilhamku " Alfa dan Omega , Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir
Guru dan Tuhan ".
Amen

Apakah kawan-kawan masih lagi bersama-sama dengan sya di ruangan ini.? Maaf kiranya terlampau kepanzangan catatannya gia.

Baiklah berbalik kepada persoalaannya yang ingin kita koreksi bersama-sama gia apakah kita inda boleh marah dan bagaimana marah itu inda mendatangkan dosa gia.?



Mari kita lihat dalam Iposus 4:26 " Om ondung otogod kou, om kada' pologoso' i kototogod diri do kobungou dokoyu do momonsoi'd dusa. Om kada' kou kotogod do gisom dot asadapan.
Maksudnyaa gia Efesus 4:26  " Jika kamu marah, janganlah biarkan kemarahan itu menyebabkan kamu berdosa. Jangan marah sepanjang hari. "
Kalau terjemahan lain gia " BE ANGRY, AND yet DO NOT SIN; do not let the sun go down on your anger "

Kata " Otogod " di sini dalam kata Yunani dalam bahasa Greek adalah orgizesye/orgizesthe atau orgizo
yang maksudnya gia 
1. Merangsang menimbulkan kepada kemarahan om
2. Menjadi perangsang untuk marah atau berang.
Nak kalau kita selidiki gia kata dasar " Marah " ini dalam bible/alkitab gia begitu banyak dapat kita temui lebih ratusan kali.
= Dalam Perjanjian Lama = 
" The OLd Testament " gia sebanyak  85 kali,
= Dalam Kitab Deuterokanonika gia = 
" Apocrypha " gia sebanyak  21 kali,
= Dalam Perjanjian Baru = 
" The New Testament " gia sebanyak 34 kali.
Belum lagi termasuk yang bersangkutan dengan topik-topik lain atau serita-serita yang berkaitan hal marah-marah lain gia.
Tentu kita pernah mendengar tentang ada 8 dosa agung yang sering menjadi hambatan atau menghalang kita hidup bahagia gia salah satunya adalah
" Kemarahan " 

yang ingin sya sharekan
Tentu saudara/i  yang terkasih sudah pernah membacanya penyataan Yesus dalam khotbah-Nya di bukit mengenai
" Teaching about Anger " 
Yesus berkata: " Isai nopo i tumogod do tulun do suwai, om bisaraon no;" Dalam terjemahaanya ".. Sesiapa yang marah* terhadap saudaranya akan diadili..."( ayat 22a ) 
yang ada tanda (*) dalam naskah kuno/ manuskrip tertentu menurutnya sesiapa yang marah tanpa sebab atau alasan.
Kita juga boleh melihat dalam versi king James kita akan menemui kata ‘without a cause’.
Marah yang diguna dalam disini adalah " orgizomenos " dari kata " origzo " dari kata Yunani juga.
Anda boleh membaca perikop keseluruhan dalam Kitab Matius 5:21-26 supaya lebih jelas lagi pengertian kita bersama gia.

 Namun sering kali persoalannya  menjadi keliru gia ketika kita ingin memahami erti " MARAH"  itu sama ada berdosa ka inda itu!. Walaupun marah bukanlah dosa besar namun ketika kita mereaksi kemarahan kita melalui tindakan yang tidak benar sehingga mencelakakan sesama na itu baru la masuk dosa besar.

Anda tentu pernah membaca kisah Kain membunuh adiknya Habel gara-gara persembahan. 



Dimana hati kain menjadi panas dan mukanya masam/muram gia. Apa yang menarik di ayat 7 dalam bab 4 kitab Kejadian ini gia, Sebelum Kain membunuh adiknya, Tuhan berfirman kepada Kain supaya kain harus mengalahkan dosa yang mengoda itu ketika ia melakukan yang jahat jangan dosa itu masuk kedalam hati sehingga menguasainya. Namun apa yang terjadi anda boleh ikut dia punya penceritaan dalam Kitab Kejadian 4:1-16
Rasul Paulus juga menyampaikan hal yang sama dalam Efesus 4:26-27, dimana sikap marah yang tidak beralasan, akan membawa kerugian besar bagi jemaat tersebut. Paulus menjelaskan, biasanya orang yang marah kerana keadaan keperibadiannya kurang stabil. Satu lagi nasihat Rasul Paulus lihat ayat 27 memberi kesempatan kepada iblis, iblis dalam kata Yunani  disebut " diabolos " erti pemfitnah. Nak segala suatu perselisihan yang dibiarkan tanpa penyelesaian merupakan kesempatan yang sangat menguntungkan bagi iblis untuk membangkitkan perpecahan. Makanya tidak jarang kalo terjadi bahawa gereja terpecah dalam kelompok, baik itu dalam komunitas pelayanan, baik dalam keluarga yang saling bertentangan, disebabkan oleh perselisihan antara dua, tiga orang yang tidak segera diselesaikan.


Mari pula kita lihat ayat 31 dalam Efesus bab 4 " Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. "
"Kemarahan " disini dalam terjemah dalam bahasa Yunani adalah "ORGE"  yang membawa erti kemarahan yang berterusan, yang tidak pernah habis. Kemarahan yang sudah melebihi batas kekuatan sangatlah berbahaya bagi orang-orang yang disekitarnya. Kemarahan yang tinggal didalam kehidupan seseorang harus segera dengan secepatnya diselesaikan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan kepada orang-orang yang ada disekitar kita.


Pertanyaan lagi jika kemarahan itu mengakibatkan sebuah dosa ? yang harus dihindari atau dibuang, Seperti di kata Rasul Paulus bahkan Tuhan Yesus sendiri seperti khutbah di bukit " Siapa Marah ".



Lalu persoalaanya bagaimana pula kenyatan Allah juga pernah marah bahkan kemarahan Allah itu selalu diikuti dengan penghukuman.  " do gama' di kototogod nu om i kolosuo' do ginawo nu. Nongoi oku diya' buntuto' om pataamo' oku nogiddi diya', oi Tuhan. " Sinding 102:11(Mzm 102:11). Tentu kita pernah membaca marahnya TUHAN dalam perjanjian lama di mana serita tentang Tabut perjanjian dibawa ke Yerusalem dan Uza mati dibunuh sehingga digelar tempat itu Peres-Uza dalam bahasa Ibrani yang bererti " Kebinasaan Uza ".  "Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Uza, maka Allah membunuh dia di sana kerana kecuaian itu. Ia mati di sana dekat tabut Allah itu " Dalam 2 Samuel 6:7. Begitu besarnya amarah-Nya sehingga lebih tepat dikatakan sebagai “Murka-NYA”

Yesus juga pernah marah, lihat Markus 3:5: "Ia berdukacita kerana kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya ...". Markus 10:14: "Ketika Yesus melihat hal itu Ia marah dan berkata kepada mereka ..." dan mungkin kemarahan Yesus yang paling besar adalah ketika Ia memporak perandakan Bait Allah yang menurut-Nya telah dijadikan sebagai sarang penyamun (Yoh 2:13-25 ) bahkan ayat 15 berkata: "Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; wang penukar wang dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya".

Jika kemarahan adalah sebuah dosa maka Allah dan Yesus adalah pendosa-pendosa besar sebab kemarahan Mereka berada dalam tingkatan yang sangat luar biasa. Tetapi bukankah Mereka itu Mahasuci dan tak mungkin berdosa? Lihat dalam surat  Ibrani  4:14-16, 5:1-10 ( Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak menaruh belas kasihan akan segala kelemahan kita, namun turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita sendiri, hanya Ia tidak berbuat dosa). 

Jika demikian maka persoalannya bukan terletak pada "apakah Yesus berdosa atau tidak?" 
Tetapi pada tafsiran yang benar tentang kemarahan itu sendiri.
Jadi pada dasarnya kemarahan itu neutral pada dirinya sendiri. Ia dapat mengakibatkan dosa tetapi bukanlah dosa. Berdosa atau inda suatu kemarahan inda terletak pada kemarahan itu sendiri tetapi pada hal-hal yang dikaitkan om dikenakan pada kemarahan itu. Jadi berdosa atau inda tu kemarahan ditentukan oleh hal-hal seperti
Sasaran atau objek kemarahan itu om Sifat kemarahan itu dalam diri seseorang.

Apa itu sasaran atau objek kemarahan gia? Sasaran atau objek kemarahan itu gia om lebih kepahaman lagi kita bersama gia adalah "kepada siapakah amarah itu ditujukan?" 
Hal ini sangat menentukan tafsiran terhadap amarah itu sendiri. Amarah itu akan menjadi atau mendatangkan dosa jika amarah itu diarahkan pada sasaran atau objek yang keliru, demikian pula sebaliknya amarah itu bukanlah merupakan sebuah dosa jika amarah itu diarahkan pada sasaran atau objek yang benar.
Kemarahan yang benar biasanya adalah kemarahan yang dilandasi oleh kasih, dan ditujukan terhadap dosa, ketidakadilan, penindasan, om kesesatan. 
Misalnya gia orang tua yang marah kepada anak yang nakal gia macam sya dulu kira jajal suga la sya ini dulu melastik mangga appel di kebun sina gia sampai kena marah gia hehehe. Jadi kena tegur mama itu tandanya kasih sayang gia tu hehehe malu sa mengasi tau. Kita marah pasal  penggunaan nama yang eksklutif  hanya kepada orang tertentu, jika nama menunjukan DIA yang Mahakuasa lagi Suci Tanpa Batas, kita tahu DIA berkuasa pencipta semesta alam raya kerana DIA kita mampu bergerak dan bernafas,namun pola pikir manusia ini  yang dibilang IQ melebih dari Sang Pencipta pergi membatasi kemahakuasaa-NYA. Jadi yang Tuhan siapa? manusia ka Allah itu sendiri  suka-suka hati menghadkan,membatasi  kemahakuasaan Nama-Nya..aisymen macam inilah kalau sya marah gia hehehe. kita marah kerana adanya penindasan,korupsi, terorisme penyalahan guna kuasa,dan macam-macam ada lagi gia.

Nak tadi kita suda melihat berapa kutipan ayat yang menunjukan Allah dan Yesus marah gia. Jadi cukup jelas kita menolak bahawa kemarahan Allah dan Yesus adalah sebuah dosa, bukan saja kerana Allah itu suci tetapi juga kerana kemarahan-Nya ditujukan pada sasaran om objek yang tepat. Macam kemarahan Yesus dalam Markus 3:5. Di sana jelas dikatakan bahawa kemarahan-Nya diakibatkan oleh kedegilan hati orang Farisi yang berusaha mencari-cari kesalahan-Nya (Markus 2:23-28; 3:2).Kemarahan Yesus dalam Markus 10:14 juga diakibatkan oleh murid-murid yang tidak membenarkan anak-anak kecil datang kepada-Nya. Kerana itu setelah kemarahan-Nya Ia melanjutkan kalimat-Nya dengan berkata "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-KU ..."

Demikian pula dengan kes Yesus menyucikan Bait Allah. Ia sangat marah dan memporak perandakan Bait Allah kerana menurut-Nya Bait Allah telah dijadikan sarang penyamun (Matius 21:13). Dengan demikian kita dapat berkesimpulan bahawa kemarahan Allah dan Yesus adalah kemarahan yang bersasaran tepat di mana kemarahan Mereka diarahkan kepada dosa (orang berdosa). Ini adalah kemarahan yang kudus atau "holy anger". Jadi sasaran yang tepat dari suatu kemarahan tidak hanya mengakibatkan kemarahan itu tidak mendatangkan atau menjadi dosa, tetapi juga menjadikannya menjadi kemarahan yang suci om kudus gia.
Dalam ayat-ayat Alkitab yang lain juga memberi berapa sontoh kemarahan kudus lain gia yang disasarkan pada dosa. Antaranya kemarahan Yohanes Pembaptis kepada orang Farisi dan orang Saduki sampai ia berkata kepada mereka “ gennema echidna "(Matius 3: 7). Yesus juga ketika ia mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi Ia marah kerana kemunafik meraka sehingga kemarahan-Nya berbentuk penghukuman yang menimpa keatas meraka seperti yang tercatat dalam Matius 23:13-36 yang salah satunya menyebut ahli-ahli Taurat dan orang Farisi sebagai " gennema echidna" (ayat 33) dan kemarahan Yesus pada Herodes juga sehingga Ia menyebut Herodes sebagai serigala walaupun dalam bahasa Yunani disini menyebutkan sebagai alwpeki/alopex bukan lukos (Lukas 13:32). Kedua kata ini (ular beludak dan serigala) tentulah merupakan kata yang sangat kasar dalam konteks Alkitab sebab kedua binatang ini selalu dikaitkan dengan iblis dan pekerjaannya (lihat Lukas 10:3,19; Wahyu 12:9). Sekalipun demikian kemarahan itu bukan dosa kerana kemarahan itu ditujukan pada dosa (orang berdosa).

Manakala maksud dari sifat kemarahan dalam diri seseorang pula adalah apakah kemarahan itu bersifat situasi dan bersyarat atau bersifat substansial/besar/penting? 
Jika kemarahan itu bersifat situasi / bersyarat maka kemarahan itu akan menjadikan seseorang menjadi "orang yang marah"tetapi 
 jika kemarahan itu bersifat besar dalam diri seseorang maka ia akan menjadikan orang tersebut menjadi seorang "pemarah".
Kalo kita lihat dalam kitab lain seperti Pengkhotbah 33:7 " Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, kerana amarah menetap dalam dada orang bodoh.", Amsal 14:29 " Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan. "Sirakh 31:30 " kalau orang bodoh mabuk, mereka marah-marah dan merugikan diri sendiri. Tenaga mereka berkurang dan mereka mudah dilukai orang " Sirakh 1:22" Orang yang marah tanpa alasan tidak  dapat dimaafkan, oleh sebab kemarahan yang meluap-luap mencelakakan manusia. Mazmur 37:8 " Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. " Rasul Yakubus  juga menasihati kita dalam Yak 1:19 " Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" Kolose 3:8 Tetapi sekarang, buanglah  semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu
Nasihat Firman Tuhan ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang dalam dirinya ada sifat bersyarat / situasi (seorang yang dapat marah) dan bukan oleh orang yang kemarahannya bersifat substansial (seorang pemarah) yang  kesukaannya adalah marah sebab yang dilakukan oleh seorang pemarah adalah
"Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggaran". (Amsal 29:22). Itulah sebabnya 
Boros Dot Aralom mengsakap " Osonong nogi' do miyon do hiri'd sakai'd taap do walai, ko' mantad do poinsugku' i kusai di sawo dau di mintogod nopo." (Ams 21:9; 25:24). Alkitab tidak mempersoalkan seorang yang marah (walaupun masih banyak perkara yang perlu ditinjau dalam kemarahannya itu) melainkan seorang pemarah kerana pemarah itu berbeza dengan sifat kasih (lihat I Kor 13:5) dan kerana itu pula seorang pemarah tidak dibenarkan menjadi seorang penilik jemaat/pemimpin jemaat (Titus 1:7). Jadi kemarahan itu dapat menjadi dosa jika kemarahan itu bersifat besar dalam diri seseorang (yang menjadikannya seorang pemarah) dan bukan kerana sifat bersyarat / situasi. 

So apakah anda dan sya gia adalah seorang yang dapat marah saja ataukah seorang pemarah? kita tentu semua pernah marah-marah. Tetapi kepada apakah dan siapakah kita marah? 
Jika amarah anda tidak ditujukan pada dosa, ketidakberesan/ketidakteraturan,kemunafikan dan hal-hal negatif yang lain maka anda berdosa / menjadikan amarahmu menjadi sebuah dosa. Sebaliknya jika amarahmu ditujukan kepada semuanya itu maka amarahmu bukan saja tidak mendatangkan dosa tetapi sekaligus menjadi amarah yang kudus. Jika anda melihat ketidakbenaran, dosa, kemunafikan dan kejahatan dan itu tidak sempat mengusik/menyentuh
 amarahmu, maka anda berdosa. Cuba lihat dan sya saranakan bacala  pasal berguna tu untuk kepahaman gia dalam kitab Yehezkiel 3:16-21 mengenai pertanggungjawaban kita, sedangkan jika anda melihat kasih, kebaikan, ketulusan dan keluhuran lalu anda menjadi marah, maka anda berdosa kerana amarahmu adalah amarah yang salah sasaran / objek om tersasar gia dan indak layak.
Pertanyaan lagi adakah tu amarah yang inda layak? 
Ya ada gia! macam serita marah yang inda layak om inda pentas gia macam dalam kitab Yunus (Yunus 4:4). Ia marah kepada Allah kerana melihat kasih yang besar dari Allah kepada penduduk Niniwe setelah pertobatan mereka (untuk memahami alasan kemarahan Yunus, sila membaca kitab Yunus hehehe). Itulah sebabnya dua kali Allah berkata "layakkah engkau marah?" (Yunus 4:4,9). Jadikanlah amarah itu menjadi amarah yang kudus dengan mengarahkan amarah itu pada sasaran yang tepat iaitu pada dosa, kejahatan, kemunafikan, ketidakadilan dan hal-hal negatif yang lain.

Tetapi inti dari semua itu tergantung dari respons kita terhadap situasi.
Marah merupakan pilihan, namun bukan keharusan. Tetapi jika kita tenang gia om berfikiran positif gia niscaya kita dapat mengendalikan kemarahan. Kekuatan rohani seseorang bisanya diukur seberapa kuat ia menghadapi tekanan lingkungan/persekitaran. Ketika kesulitan siap menghajar kita, Allah siap memberi kekuatan bagi kita. Sya ingin kongsi satu hal lagi sebelum mau penghabisan sudah gia catatnya untuk meredakan kemarahan sekiranya kita berada situasi yang mendatangkan dosa akibat kemarahan. Benar inda orang yang sempurna selain Yesus Kristus semua pernah bersalah. kita sering melakukan kesalahan terhadap orang lain. Dalam Doa " Bapa Kami " Tuhan Yesus memberi didik kepada kita agar mengampuni orang yang bersalah kepada kita " dan ampunillah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami " (Matius 6:12). Dalam ayat ini gia tersirat bahawa kita harus mengampuni orang yang telah membuat kita marah. Jika kita tidak mahu mengampuni, Bapa di surga pun tidak akan mengampuni kita. " jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan " (Matius 6:15).
Doa yang paling best untuk meredakan kalo sya marah gia adalah doa rosary gia..hehehe  

Sekian terima kasih " to you all "kerana sudi membacanya sampai habis gia coretanya sehingga saat ini. Walaupun inda seberapa gia sharing kepanzangan berhabis lagi gia mau ada sambungan lagi ini tapi sampai situ saja sya punya keterbatasan gia mengelolakannya. Selebihnya sya serahkan dalam nama Yesus gia agar diberi kita Roh hikmat dan Wahyu Pengertian.

Amin


Sabtu, 5 Oktober 2013

" ORGE "


Shallom para teman om saudara pemeriksa sekalian dalam nama Tuhan Yesus kristus.
Begitu cepat masa berlalu memasuki bulan oktober sudah gia dalam kelima hari sudah berjalan dalam kerahmatan bulan rosari. Rosari adalah doa devosi, di mana umat beriman diajak berdoa bersama Maria untuk akhirnya merenungkan misteri hidup Kristus. Bahkan didalam doa itu adalah ringkasan Injil dalam renungan ia berpusat kearah akan Yesus kristus.

Paus Pius V (1566-1572) menetapkan 7 Oktober sebagai hari pesta Santa Maria Ratu Rosario. Kemudian Paus Klemens IX (1667-1669) mengukuhkan pesta ini bagi seluruh Gereja di dunia; dan Paus Leo XIII (1878-1903) lebih meningkatkan nilai pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai bulan Rosario untuk menghormati Maria.

Hari ini sya ingin mengshare tentang salah satu emosi yang jarang-jarang kita akui bahawa emosi ini sering kali berlaku didalam hidup kita bahkan jika tanpa sedar ia membuahkan dosa.
Apakah itu? tetapi sebelum itu apakah itu emosi?
Nah.. emosi adalah perasaan manusia yang pandai berubah-ubah setiap waktu, saat dan masa gia. Saat Tuhan menciptakan manusia, Dia menglengkapi manusia dengan emosi iaitu perasaan. Ada yang gumbila, sedih, bahagia, seria, kesewa, murung, geram dan macam-macam ada aisymen.
Hari ini sya mengshare tentang salah satunya adalah perasaan MARAH.
Seringkali kita akan mendengal " Ko marah kaa "  atau ko marah gia dii..aisyemen


Seberapa sedikit definisi marah adalah luapan emosi yang timbul pada seseorang dipengaruhi, diremehkan, difitnah, atau mendapat kelakukan yang bisa menyinggung harga diri seseorang atau kerana stress atau hal yang yang mengecewakan (frustasi).  Menurut itu sakapan ahli-ahli jiwa/psikologi gia kemarahan adalah " the chief saboteur of the mind ". Dimana kemarahan merupakan faktor utama yang seringkali melumpuhkan akal sihat bahkan dapat menimbulkan berbagai kesusahan om gangguan ginowo.
Saudara yang terkasih tentu kita semua pernah marah baik itu marah pada diri sendiri mahupun disebabkan orang lain atau keadaan yang ada di sekitar kita. Jangan bilang kita gia binatang sekalipun pandai suga tu marah. 


Contohnya itu penyengat akan marah dengan cara menyengat jika dia punya kemaduan dikacau na kena singutla ko,  kalo korang mau try pun boleh silakan macam sya hahaha lompat sungaila jawabnya, Anjing pun menggonggong kalau diganggu kalo mau cuba korang testla kasi makan itu anjing pas tu ko ambil balik tu tulang na dia gggrrrrr ko tu.  Na apalagi namanya manusia apa yang  bisa dilakukan kalau emosi marah ini meluap timbul, Na segala sakit hati ada, Mongolimut(mengumpat), maki-memaki ada, sumpah-menyumpah ada. Ada pepatah yang mengatakan ”Yang paling dekat dengan kita itulah yang paling banyak memiliki kesempatan untuk menyakiti kita”. Misalnya sebagai seorang remaja gia yang saat ini mencari sebuah jati diri namun kadang-kala bertentangan dengan orang tua boleh menyebabkan sebuah kemarahan terjadi. Saat kita diminta orang tua untuk belajar namun kerana kita asyik dengan halaman muka buku pisbuk berchating-chating  sambil bermain candy crush. Maka kita inda menghiraukannya, sampai orang tua menyuruh kita mengasi off itu fisbuk. Dari kejadian itu kalian marah terhadap orang tua bahkan berkata-kata dengan tidak hormat, padahal maksud orang tua kalian itu baik sekali.

Apa sebabnya kita marah? kita suka berfikir bahawa kemarahan kita itu memang beralasan bahkan adalah tindakan yang benar tapi sebetulnya tercipta sekali kemungkinannya bahawa kemarahan itu terlahir dari sebuah tujuan yang liar. Akar segala kemarahan kita adalah keegoisan kita kepusatan segala sesuatu pada diri kita sendiri. Mungkin kita ingin berjalan seperti yang kita inginkan, kita ingin orang-orang berkerjasama dengan kita menjalankan segala rencana-rencana dan tujuan-tujuan kita. Ketika kenyataan tidak seperti yang direncanakan api kemarahan pun mula menyala dan membakar dada kita. Saudara pemeriksaa  yang terkasih mengakui kemarahan kita mungkin tidak mengubah keadaan namun dengan mengakuinya kita memulai membebaskan diri dari panas apinya. Ketika kita membiarkan rasa marah itu tetap tinggal dalam hati kita sampai matahari terbenam bererti kita menyimpan api yang menghanguskan kita dari dalam. Jadi ketika kita mahu memandamkan lampu di malam hari untuk pergi tidur namun kita masih menyimpan rasa marah kepada seseorang. Saatnyalah kita harus memandamkan api kemarahan itu juga dan tidur dengan hati yang sejuk dan damai. 
Hatiku berkata " beginilah caranya kamu dapat melepaskan diri pergilah segera kepada-Nya dan mohonlah Dia membebaskan kamu. Jangan tidur ataupun rehat sebelum kamu berbuat demikian. Lepaskan dirimu seperti kijang dari perangkap si.pemburuan. ".Amin

Tentu anda bertanya apa pasal tajuknya ini " ORGE " 
Apakah maksudnya itu?.
kalau sya inda nyata tentu korang lupa sama inda perasaan pasal belum habis lagi gia ini serita kepanzangan bah ini seritaku gia bersambung bah gia ini. 
Persoalaannya apakah kita inda boleh marah dan bagaimana marah itu inda mendatangkan dosa gia.
Seperti yang diungkapkan dalam Mazmur 4:4(4:5)  mahupun dalam Efesus 4:26 dan sebuah penyataan Yesus dalam khotbah-Nya di bukit. Nanti kelapangan sya mengsharekan dalam " ORGE II "  sama sekali apa tu orge gia hehehhe
mahu cuci seluar dulu besok mau pakai pergi sembayang gia.




Jumlah Paparan Halaman