body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;} TuneList - Make your site Live

Cari-mencari gia ne aisyemen

Ahad, 22 Disember 2013

Minchah ~ HADIAH



Inila ne sya suka gia aisyemen, Syallom apa perkabaran kawan-kawanku gia, selamat petang
Semanjak dua manjak ini buzy butul sya gia inda da kesempatan mau bikin penseritaan da, tentu korang suga sibuk, bersibuk-sibukan bagi persiapaan natal yang inda lama lagi gia hehe. Ada kamu membikin ka kuih  dorayaki gia, mau bertandang suga kalo open house aisymen. 


Nak hari ini ada masa terluang memang panjangla ne kalo sudah terserita gia dalam blogku yang inda seberapa gia ni kekeke.

Hari ini mau serita pasal HADIAH.

Hadiah apaka tu? kalo sakap indon gia " kado " gia aisymen
Sudah menjadi kebiasaan kalo kita menyambut ulang tahun kejadian gia pasti ada sambutan " happy birthday ". Nak biasa kalo kita la yang menyambut ulang tahun kelahiran, apa yang kita dapat tentu kita akan mendapat ucapan selamat ulang tahun gia, dan inda kurang suga pasti ada di kalangan rakan-rakan mahupun teman-teman yang memberi " present " gia ketika kita meraihkan. 

Jika kita hendak memberikan hadiah kepada seseorang, apakah yang akan kita berikan?

Bahkan kalo ada di kalangan ahli keluarga kita yang menyambut orang baru yang selamat melahirkan seorang anak, pasti kita juga berasa gumbila om langsung berpikir hadiah apa yang pantas kita berikan. Di saat kita dalam penantian musim adven ini om persediaan kita gia memperingati akan harinya kelahiran Yesus Kristus yang inda lama tiba lagi gia, ada begitu banyak yang kita fikirkan om harapkan adanya pemberi Tuhan kepada kita sempena hari natal.

Lain halnya gia tentang orang Majus gia ketika mereka mendengar kelahiran Yesus Kristus sang Juruselamat di kota kecil Betlehem, mereka mencarinya dan justru mempersiapkan sebuah hadiah istimewa berupa persembahan emas, kemenyan dan mur yang sangat mahal harganya. Mereka inda memperhitungkan sama ada pemberian itu sangat mahal kerana mereka tahu bahwa hal itulah yang dapat mereka perbuat bagi Yesus. Maka mereka telah memberikan hadiah terbaik yang mereka miliki bagi kelahiran Yesus.

" Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, iaitu emas, kemenyan dan mur. "
Matius 2:10-11 

Kalo kita lihat dalam kitab kejadiaan dimana yang pertama-tama Kain dan Habel mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.
Kata  " persembahan " dalam terjemahan bahasa Ibrani disebut "minchah", dan erti dari kata minchah gia membawa maksud “sebuah persembahan/,atau sebuah penghormatan/tribute om sebuah gift/hadiah.”

Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung dari kambing dombanya, iaitu lemak-lemaknya; maka Tuhan mengidahkan Habel dan minchahnya, kepada persembahannya atau kepada hadiahnya.Tetapi Kain dan minchah-nya inda diidahkanNya. So siapa yang mengajar durang itu untuk memberikan sebuah minchah, sebuah hadiah kepada Allah? Na ini merupakan sebuah perkara yang mendasar yang terdapat di dalam hati manusia yang Allah wujudkan, iaitu memberikan sebuah hadiah kepada Allah. Ini adalah sebuah reaksi yang datang semula jadi dari jiwa durang.

Na kita juga melakukan hal yang sama. Jika ada seseorang yang kita kasihi, inda da sukacita yang lebih tinggi di dalam hidup kita selain memberikan kepada seseorang itu sebuah hadiah, sebuah pengorbanan, om sebuah persembahan. Jadi hal itu merupakan sebuah reaksi yang natural dari hati seseorang yang mengasihi Kristus untuk memberikan kepadaNya sebuah korban dan sebuah hadiah:

Emas, kemenyan dan mur adalah tiga benda yang dibawa oleh para Majus untuk dipersembahkan kepada bayi Yesus. Kerana tiga benda inilah orang sering mengsakap bahawa para Majus yang datang ke tempat kelahiran Yesus ada tiga orang. Tulisan ini inda bermaksud mengesahkan atau membincangkan jumlah para Majus, namun akan mengetengahkan tiga benda pemberian para Majus itu. Benda-benda itu, ternyata dapat mewakili kehadiran Yesus sendiri. 

Pertanyaan mengapa mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur? Bukankah masih banyak persembahan lain yang boleh mereka kasih time tu? kenapa emas, kemenyan dan mur.

Emas- Kata Emas ada puluhan bahkan ratusan kali disebut di dalam Alkitab, kerana emas adalah logam pertama yang disebutkan dalam kitab Kejadian 2:11 gia
" Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada."
Emas biasanya dipergunakan untuk melapisi suatu barang seperti perhiasan, kerana sifat emas yang mudah ditempa dan dibentuk, maka ia  dijadikan sebagai perhiasan. Kalo kita berkesempatan meninguk  atau berjalan sana bandal gia misalnya di kedai emas gia time durang kalaja mengasi lebur tu emas gia. Na kamu nampak tu  emas walaupun kena cair atau lebur gia antara satu-satunya logam yang ketika dipanaskan dengan api inda  kehilangan disido sifat, berat, walna, om bahagian lain tetap sama dia punya kualiti gia. Ketika Alkitab menyebut tentang emas, maka itu akan ada hubungannya dengan iman seseorang gia.
Emas yang dipersembahkan bagi Yesus secara simbolik melambangkan kedudukan sebagai Raja . Hal itu hendak menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah Raja Agung untuk kita. 

Dalam Maleakhi 3:3  
" Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN."
Namun, Raja ini inda memerintah dengan menggunakan pasukan yang di lengkapi dengan bala tentara, tetapi menggunakan bahasa kasih. Raja ini inda memerintah dari atas takhta kerajaan, namun dari atas kayu salib. Raja ini memerintah dengan merendahkan diri, mengorbankan diri demi rakyat Kerajaan-Nya.

Kemenyan- adalah pewangian yang digunakan didalam upacara-upacara gereja. Misalnya ketika persembahan diberikan, maka imam berdoa sambil membakar wewangian berupa kemenyan ini. Kemenyan hanya digunakan oleh para imam. Tradisi ini masih dijalankan di kalangan gereja Kita gia. Persembahan kemenyan kepada bayi Yesus menunjukkan bahawa Yesus adalah seorang Imam. Imam yang Agung. Tugas imam adalah menjadi perantara antara umat dan Allah. Imam menjadi penengah. Maka Yesus sebagai Imam Agung pun demikian. Dia membina jambatan - hubungan baru dengan Sang Bapa. Bahkan Yesus sendirilah jambatan itu. Melalui Yesus hubungan manusia - Allah yang pernah putus di zaman Adam dan Hawa dipulihkan. Melalui Yesus manusia dapat menghampiri Allah, yang kemudian kita dapat memanggil Ya abba Ya Bapa. Di dalam kitab Keluaran, Harun membakar kemenyan di altar sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan.
Oleh sebab itulah kemenyan menjadi bau-bauan yang pantas bagi bayi Yesus, sama seperti Tuhan yang disembah pada zaman Perjanjian Lama. Kemenyan melambangkan ke-Tuhanan Yesus kerana, kemenyan yang dibakar sebagai persembahan untuk Tuhan.

Dalam Wahyu 8:3 
 “Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.”

Na kemenyan yang melambangkan keharuman sebagai sebuah tanda peringatan bagi kita agar keberadaan kita yang masih menziarah di muka bumi ini tetap harum dalam setiap kegerakan, inda memberikan kesan buruk om membuatkan orang benci terhadap kelakuan kita. Mungkin ada ketikanya kita begitu alpa dalam mempersiapkan hati dan fikiran untuk mendengar suara Tuhan dan mengashi sesama kita.

Selain membawa emas dan kemenyan orang Majus juga membawa Mur. Apakah mur itu? Mur adalah rempah-rempah itu sendiri. Dan secara khusus digunakan untuk membalsem/merempahi orang yang meninggal agar tidak cepat busuk/reput.  Mur yang dipersembahkan kepada bayi Yesus menunjukkan bahawa kelak Yesus akan mati juga untuk manusia. Alkitab juga berkata bahawa ketika Yesus meninggal dan jenazahNya di turunkan ada seorang yang mula-mula datang kepada Yesus pada waktu malam telah membawa campuran minyak mur dan minyak gaharu iaitu Nikodemus. Dengan demikian lengkaplah penggambaran akan bayi Yesus. Dia adalah seorang Raja yang memerintah dengan kasih, Dia adalah seorang Imam yang menjadi pengantara manusia dan Allah, Dia juga yang akhirnya mati bagi seluruh umat manusia. Yesus datang ke dunia untuk hidup bagi manusia, bersama manusia- namun akhirnya Dia juga mati untuk kita manusia.

Na pemberian-pemberian para Majus telah menggambarkan perjalanan hidup yang akan dilalui oleh Yesus. Walaupun baru saja dilahirkan, namun kemana arah hidupnya sudah ditentukan dengan pasti. Ia tidak melawan kehendak Bapa-Nya. Ia setia, bahkan setia sampai di kayu salib. Ringkas sakap gia pemberian yang dipersembahkan orang-orang majus itu kepada Kristus iaitu emas, kemenyan, dan mur pasti di bawah ilham Roh Allah. Dalam perlambangan, emas melambangkan sifat ilahi; kemenyan melambangkan aroma kebangkitan; dan mur melambangkan aroma kematian. 

Orang-orang Majus dari Timur memberikan teladan yang baik kepada kita dalam hal memberikan hadiah kepada Tuhan Yesus. Ketika orang-orang majus sudah mencari Yesus segera mereka membuka tempat harta bendanya dan memberikan kepada-Nya persembahan.
Bagaimana dengan kita? hadiah apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan? 
Apakah kita sama seperti orang lain yang hanya ingin mendapatkan hadiah dari Tuhan ketika Krismas tiba ataukah kita ingin mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan? Hadiah natal bagi Tuhan tidak cukup hanya harta yang dimiliki, wang atau sebagainya gia. Tetapi lebih daripada itu, yakni hati dan fikiran om seluruh jiwa raga kita adalah hadiah yang terbesar yang kita miliki yang boleh dipersembahkan bagi Tuhan. Firman Tuhan juga mengatakan melalui  Santo Paulus di dalam Roma 12:1 bahawa persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah tubuh kita sendiri, seluruh hidup kita yang selalu dijaga kekudusannya. Jangan kita sama seperti dunia ini yang hanya selalu mengharapkan sesuatu daripada Tuhan agar  Dia memberikan sesuatu yang mungkin kita harapkan. Tetapi di hari Krismas dan di tahun baru yang coming soon mari kita mula belajar memberi kepada Tuhan. Persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan, melayani Tuhan dan tidak menjadi sama dengan dunia ini. Marilah kita memulai status yang baru iaitu hidup memuliakan Dia, memjadikan Dia Raja di atas segala Raja Imam Agung kita Tuhan Yesus Kristus untuk  bertakhta di hati kita. Amin

Apa-apa pun selamat bercuti-cuti kio hehe
 Selamat Hari Natal

om Tahun Baru gia.


Khamis, 14 November 2013

" Kuburan Rohani "


Shallom saudara-saudari yang terkasih  om selamat kemalaman..hehehe
kita ketemuaan lagi dalam ruangan ini. Nak hari ini sya mau sharing pasal " kuburan Rohani "gia hehehe 
Punya siuk homili Rev. Fr Sunny Chung minggu lalu gia serita pasal " Kebangkitan "
Lagi yang bikin aku kesiukan sya mendengal gia dia sakap pasal kubulan " pengalaman pemberkatan kubulan baru-baru gia "
Paado Sunny Chung bilang ( sya kasih ringkasla sajala ne homili si. paado gia dia punya sakapan gia mohon maaf sugala sini kalo lari temponya terutama kepada si. paado sory ya paado kalo kau terbaca sya punya laman ini gia..hehehe)
" dua hari bulan sembayang kuburan, kasih bersih kubur selain sembayang bahawa lilin apa lagi kita bawa selain lilin dan apa yang kamu nampak dia bilang. Ada yang bawa bir ada yang bahawa mantoku, kuih-muih, buah-buahan dan macam-macam lagi. Untuk apa itu semua?; Dimana kita punya iman cuba kita tanya pada diri kita sendiri?
Sebab Yesus bilang pada injil hari ini  " Orang-orang  sudah mati inda lagi macam kita yang khawin dan dikhawinkan ,tetapi mereka sama seperti malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah kerana mereka telah dibangkitkan "
Jadi untuk apa itu kuih bikin makan?, siapa yang pergi makan itu kuih.?  Jadi dimana iman kita? Perkara ini simple tapi kita belum benar-benar memahami  dimana fakus kehidupan yang masih lagi berpegang kepada keinginan-keinginan dunia ini, nampak simple tapi kita inda nampak "

Itu saja sya ingat gia sakapan si.paado, pasal terus sya teringat sya time budak dengan kenakalan ku, di kuburan time keci-keci gia  sya pergi makan itu apple sama itu anggur om minum itu pepsi sana kubulan. kotoh siap suru durang ampai-ampai itu buah-buahan sana.. jadi siapa yang rugi aku juga yang untung...kekeke.

Nah hari ini sya mahu bersharing serita bangkit dan keluar dari kuburan rohani kita. Pasal bulan november merupakan tanda-tanda peringatan kita akan urang-urang yang sudah lama mendahului kita bahkan jiwa-jiwa yang membutuhkan doa kita yang masih lagi menziarahi di dunia ini. Bahkan kita yang masih lagi hidup dalam dunia fana ini, sya bukan serita pasal orang sudah lama meninggal kemah tubuh untuk bangkit dari kubulan, kerana dalam kitab pengkhotbah 4:2 bilang " Alangkah bahagianya orang yang sudah mati; keadaan mereka lebih baik daripada orang yang masih hidup. " 
Na kita yang masih hidup kadang-kadang lebih kasihan, walaupun belum mati secara fizik tapi mati rohaninya inda mahu bangkit dan keluar. 
Na banyak perkara di dalam diri kita ini yang harus dipulihkan dan kita memerlukan Tuhan untuk memulihkan kita. 
Namun kadang-kadang sya suga bertanya pada diriku ini aisymen, mengapa banyak orang telah menjadi orang yang begitu percaya kepada Tuhan, tetapi hidupnya inda dapat bertumbuh, inda berbuah, inda berubah terus jatuh dalam dosa, selalu berputal-putal terus dengan pergumulan yang sama, om inda dapat bangkit? ( Macam suga serita sang lalat yang sya share dalam note kepisbukanku dulu-dulu gia )
Kalo menurut kondisi saat yang pernah sya lalui sendiri gia, di sebabkan mahu tetap berdiam di dalam kuburan, maksud sya gia  kerana kebiasaan dalam lingkaran zon selesa/ zon nyaman inda mahu banyak kerumitan inda mahu masuk pintu yang sempit cukup kristian percaya Tuhan itu sudah cukup. Sehingga menyebabkan kebanyaknya imannya tertidur tidak hangat suam-suam kuku, sehinggakan banyak orang masih tetap berdiam di dalam "kuburan rohani ", inda mahu bangkit dan keluar. 

Ini meningatkan diri sya suga gia ini, bukan suka-suka saja mengsakap dalam tulisan di sini gia. Habis sya suka lajar-lajar walaupun sya inda seberapa pandai gia namun selagi masih lagi tu nafas kena kasih bernafas maka kita harus dididik Tuhan.
Na singkat serita gia, yang menyebabkan kita inda dapat bangkit dan keluar dari "kubulan rohani"  kerana masih ada batu penghalang yang menutup kuburan kita. Walaupun kita sedar harus bangkit, tetapi kita inda dapat keluar kerana ada batu penghalang yang menutup kubur rohani kita yang belum kita kasi singkir gia.
Misalnya orang-orang yang hidup mengasi  hidangan tu makanan kepada orang-orang mati di kubulan. Walaupun sedap itu makanan yang di dihindangkan contohnya " Sasau  gia " orang-orang yang berada di dalam kubur inda  akan pernah dapat merasa om menikmati hidangan/makanan itu gia.  Jadi samala seperti orang-orang yang masih berdiam dalam "kubur rohani". Mungkin kita selalu sembayang di gereja, masih membaca firman-Nya, masih berdoa, tetapi kita inda dapat merasakan kuasa dan kasih Tuhan bekerja dalam hidup kita ba.
Na Yesus inda ingin membiarkan kita terus terkurung dalam kuburan rohani yang selama ini menjadi tempat yang membuat kita inda bertumbuh, inda berbuah, bahkan terperuk saja. Dia ingin kita menikmati kasih dan kuasaNya secara sempurna. Supaya kita boleh bangkit dari kubur rohani, 

Namun bagaimana dapat bangkit om keluar dari kubur rohani?
Mula-mula kita perlu menggulingkan batu penghalang yang menutup kuburan itu. 
Apakah yang menjadi batu penghalang yang menghalang kita untuk keluar dari kubur rohani kita?
Fikiran kita yang negatif, kekesewaan, kekuatiran, ketakutan, kepahitan, kemalasan, berhala hidup (macam terikat dengan game laman sesawang, filem om lain-lain lagi gia), pergaulan yang buruk, tabiat buruk, ataukah masih ada dosa yang disembunyikan. Itulah batu penghalang yang menyebabkan kita inda dapat bangkit om keluar dari kubur rohani. 

Na oleh sebab itu mari kita ambil tindakan untuk menyingkirkan dan menggulingkan batu penghalang itu gia, supaya kita bisa mendengarkan suara Yesus yang memanggil kita untuk bangkit dan keluar dari kubur rohani. Sama seperti Lazarus ketika mendengar suara Yesus, dia mengambil keputusan untuk bangkit dan keluar, walaupun sukar bergerak, tetapi dia tetap mau mengambil langkah untuk bangkit dan keluar.
Mungkin ada yang berkata: "Wah saya inda boleh menggulingkan batu penghalang itu! 
Batu penghalang itu terlalu berat! Kuburan itu sudah berbau busuk."

Yesus bukan hanya telah membangkitkan Lazarus. Yesus sendiri juga telah bangkit dari kubur. Itu ertinya kita sudah dimerdekakan dan beroleh kekuatan untuk bangkit juga. Jangan kita tertipu oleh si.iblis yang berkata kita inda boleh bangkit. Tinggal di kuburan rohani hanya akan menguburkan potensi besar yang ada di dalam kita. 
Mari bangkit dan keluar dari kubur rohani kita! sebab ada tertulis
" Memikirkan pengembaraan dan penderitaan ini, bagaikan makan racun yang pahit.
Ketika kita memikirkan terus-menerus akan hal itu, sehingga batin tertekan. Namun harapan kita bangkit kembali ini akan mengingatkan kita akan Kasih Yesus yang abadi dan rahmat-Nya tidak berkesudahan; selalu baru setiap pagi, sesungguhnya Dia setia! "
Dia berkata " keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal " 
Amin

Isnin, 4 November 2013

BELAS KASIHAN


" Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan "
Shallom om selamat petang gia saudara pemeriksa yang terkasih, inilah ne sya suka gia aisyemen, 
hari ini memiliki kesempatan dalam mengelolah perkongsian dalam blog ini yang inda seberapa gia. 
Apa-apa pun selamat datang  om selamat membaca hehehe, 
Hari ini sya memcoret perkongsian kisah tentang BELAS KASIHAN tentu saja kita pernah melihat  dan mendengar ayat-perayat di dalam kitab Suci bahkan pernah mengalami saatnya ketika kita mendapat belas kasihan entah itu dari sesama mahupun dari Tuhan sendiri. Memang inda di nafikan lagi bahawa sifat Tuhan yang sering kali kita kenal adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan, namun sering kali kita inda mempahamkan dalam penyingkapnya gia. Yesus pernah berkata ketika Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa Dia bilang  " pergilah dan pelajarilah erti firman ini: Yang Kukehendaki ialah BELAS KASIHAN dan bukan persembahan, kerana Aku datang bukan memanggil orang benar melainkan orang berdosa. "

Nah bagaimanakah caranya kita mendapatkan belas kasihan Tuhan sekaligus belajar daripada-Nya?. 
Seringkali ada tanggapan yang keliru tentang sikap ini, kununnya ada yang beranggapan  inda apa gia berdosa terus kerana Tuhan sangat berbelas kasihan dan belas kasihan-Nya inda terbatas. Kita tahu memang belas kasihan-Nya inda terbatas, namun pandangan yang seperti ini kurang tepat lagi salah kaprah, Tuhan tidak memberikan belas kasihan-Nya dengan sembarangan, sebab pada hakikatnya belas kasihan Tuhan itu memang terlalu besar, begitu besarnya belas kasihan Tuhan sehingga benar-benar menutupi segala kesalahan kita, maka kalau kita inda begitu dewasa om masih mahu bermain-main dengan dosa maka mudah sekali terjebak di dalam perilaku yang mensia-siakan belas kasihan Tuhan. 
( Ini sama dengan tindakan menyalibkan Yesus kedua kali )

Begitu banyak sekali yang dapat kita temui dalam pengajaran Tuhan Yesus mengenai belas kasihan, baik itu dalam perumpamaan seperti  seorang raja yang tergerak hati oleh belas kasihan terhadap hambanya lalu  raja itu membebaskan dan menghapus segala hutangnya 
( tentang pengampunan )
perumpaman tentang anak yang hilang yang melakukan pemborosan ketika ia mendapat harta bahagianya, ketika bencana kelaparan ia hidup melarat bahkan dalam kisahnya dikatakan ampas makan babi pun ia ingin jadikan pengalas perut itu kembali kepada ayahnya, ketika ayahnya melihat anaknya dari jauh tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Sehingga di adakan pesta sukacita
( tentang pertobatan ).

Kisah lain tentang pengajaran Tuhan Yesus mengenai sesama iaitu kisah seorang samaria yang tergerak hatinya oleh belas kasihan telah merawat seorang  yang telah di samun yang tinggal setengah mati dijalanan, dalam kisah ini ada tiga orang yang melalui tempat itu seorang imam, seorang lagi Lewi (aisymen nama itu bah hehehe) dan seorang lagi Samaria. Di sini dikatakan bahawa samaria paling banyak menunjukan belas kasihannya kepada orang yang jatuh ke tangan penyamun itu. ( tentang sikap hati kita yang diselusuri dengan tindakan yang nyata ).

Apakah Yesus tahu mengsakap  saja dalam pengajaran-Nya gia? 
Tentu tidak, begitu banyak tindakan nyata juga yang Yesus lakukan gia. Mari kita lihat dalam sebuah peristiwa yang dikisahkan oleh Markus dalam injil yang begitu mengharukan sekaligus memberi pengharapan untuk kita belajar iman gia. 
Ada seorang pesakit kusta yang datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta kesembuhan. Dikatakan di sini bahawa ia datang bersujud di hadapan Tuhan Yesus. Jadi, ia datang dengan sungguh-sungguh memohon belas kasihan Tuhan atas diri-Nya.
Sehingga hati Yesus digerakannya untuk menaruh  belas kasihan terhadapnya. ( Luar biasa sekali IMAN penyakit kusta ini )

Seperti yang kita sedia maklum gia pada zaman itu pesakit kusta pada umumnya inda tinggal di dalam kota melainkan di luar kota, di sebuah perlindungan khusus untuk mereka supaya inda menularkan atau berjangkit penyakit kepada orang banyak. Berdasarkan versi Matius 8:1-4, na dapat kita ketahui bahawa orang kusta ini datang mencari Tuhan Yesus setelah Tuhan memberikan pengajarannya di atas bukit, 
(The sermon On The Mount)
 di sebuah kota di Galilea. Singkat sakapan gia, orang kusta sebelum bertemu dengan Yesus, ia sudah mendengar berita tentang Dia yang memberitakan injil dari kota ke kota. Nah orang kusta ini mengambil risiko yang besar untuk dijauhkan bahkan ditolak orang masuk ke dalam kota. Ia rela mengambil risiko ini oleh kerana ia ingin menerima kesembuhan.
Berbeza sekali dengan kesembuhan yang sering kita temui yang memerlukan iman lihat Markus 5:34 mengenai seorang perempuan yang sakit pendarahan disembuhkan oleh Yesus, Markus 10:52 mengenai seorang pengemis yang buta bernama Bartimus disembuhkan. 
Nah dalam kasus orang kusta ini berbeda sekali macam sya sakap luar biasa gia dalam kesembuhan dan Yesus inda bilang " pergilah, imanmu telah menyelamatkan dan sembuh ".

Apakah orang kusta ini inda membutuhkan iman untuk sembuh? 
Nak mari kita lihat dalam Roma 10:17 " jadi, iman timbul dari pendengaran , dan pendengaran oleh firman kristus " seperti yang sudah dinyatakan di atas sebelum orang kusta ini datang ke Yesus ia terlebih dahulu mendengar perkabaran tentang Yesus yang memberita injil dari ke kota ke kota.

Ada satu hal lagi yang mahu kita perhatikan di sini. Sewaktu bertemu dengan Tuhan, ia berkata, "Kalau Engkau mahu, Engkau dapat mentahirkan aku." Perkataannya ini membayangkan sekurang-kurangnya dua perkara gia. Pertama, ia meminta, bukan memaksa. Dalam keadaan sangat memerlukan, betapa mudahnya bagi kita datang kepada Tuhan dan "memaksa-Nya" melakukan apa yang kita harapkan. Orang kusta ini tidak memaksa meskipun ia sangat butuh sembuh. Ia tetap meminta kerana ia sedar Tuhan mempunyai hak sepenuhnya untuk menentukan apakah Tuhan akan menyembuhkannya atau tidak. Itulah sebabnya ia datang memohon belas kasihan Tuhan.
Kedua, perkataannya ini membayangkan pengakuannya atas kuasa Tuhan. Ia berkata, "Kalau Engkau mahu" bukan "Kalau Engkau boleh." Betapa seringnya dalam doa kita berkata kepada Tuhan, "Kalau Tuhan boleh ini/itu "( lebih sering mengarah Tuhan melakukan apa yang kita mahu daripada apa yang Tuhan kehendaki yang ingin kita lakukan) sebab sesungguhnya kita ini tidak percaya atau kurang percaya bahawa Tuhan akan sanggup melakukan apa yang kita doakan. 
Tidak ada yang tidak dapat diperbuat Tuhan; Ia sanggup melakukan hal yang mustahil sekalipun. Namun tidak semua hal diperbuat Tuhan sebab tidak semua hal sesuai kehendak-Nya. (lihat Yakobus 4:3 ). Itu sebabnya perkataan si pesakit kusta ini sangat tepat. Ia percaya akan kuasa Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya. Ia hanya tidak tahu apakah penyembuhan ini berada di dalam kehendak Tuhan atau tidak.

Puji Tuhan! Ternyata penyembuhan ini berada di dalam kehendak Tuhan atas dirinya. Tuhan menjawab, "Aku mahu, jadilah engkau tahir." Tuhan pun menghulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu. Markus mencatat bahawa tatkala Tuhan melihat orang kusta itu dan mendengar permohonannya, "tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan." Tuhan menyembuhkannya kerana Dia berbelas kasihan kepadanya. Berdasarkan kisah ini ada beberapa pelajaran yang dapat kita lajar-lajar gia tentang 
BELAS KASIHAN TUHAN.


~ BELAS KASIHAN TUHAN INDA MENGENAL JENIS~
Kalo kita lihat di dalam Kitab-Kitab Injil gia sering dicatat selalunya orang datang berbondong-bondong mencari Tuhan membawa permasalahan mereka, biasanya adalah sakit penyakit. Tidak pernah sekalipun Tuhan membezakan antara satu penyakit dengan penyakit lain. Dan, tidak pernah sekalipun Tuhan membezakan antara pesakit yang satu dengan pesakit yang lain atas dasar status sosial mereka.

~ BELAS KASIHAN TUHAN DIPENGARUHI OLEH KESUNGGUHAN HATI KITA~
Kenyataan orang kusta ini masuk ke dalam kota, hal ini menandakan kesungguhan hatinya mencari Tuhan. Ia tidak sekadar menunggu kedatangan Tuhan, ia berinisiatif mencari Tuhan. Macam suga serita Si.Zahkeus gia naik atas pokok untuk melihat siapakah Yesus ini.

~ BELAS KASIHAN TUHAN DIPENGARUHI OLEH KERENDAHAN HATI KITA ~
Kenyataan orang kusta ini langsung bersujud dan memohon belas kasihan Tuhan, ini menandakan ia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Kita pun mesti merendahkan diri di hadapan Tuhan sewaktu memohon belas kasihan-Nya. Kita harus mengakui ketidakupayaan kita kepada Tuhan.

~ TERAKHIR, BELAS KASIHAN TUHAN DATANG BERSAMA DENGAN PERINTAH-NYA YANG MENGHARUSKAN KITA UNTUK MENAATI-NYA ~
Setelah menyembuhkan orang ini, Tuhan memberinya "peringatan keras," iaitu, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun."  ayat 43-44 Tuhan paham kalau berita penyembuhan  tersiar, maka akan makin banyak orang yang datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan. Sayangnya ia malah menyiarkan berita kesembuhannya.
 Tuhan sedar bahawa kalau berita penyembuhan ini tersiar maka akan banyak orang yang datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan. Misi utama kedatangan-Nya ke dunia adalah bukan untuk menyembuhkan orang dari sakit penyakit jasmani atau lahiriah, tetapi untuk penyakit rohaniah. Ia datang bukan hanya untuk mati  bagi  menebus dosa orang-orang krstian saja tetapi semua manusia, penyakit yang jauh lebih serius daripada sakit jasmaniah. Berita yang tersiar akan membawa berlaksa orang dan ini akan menghalang misi kedatangan-Nya, 
Ia datang bukan untuk menjadi penyembuh tapi Ia datang untuk menjadi Penyelamat. 
Apakah dengan itu orang kusta yang mengikar perintah-Nya  penyakit yang sembuh  datang kembali gia?
Kita tahu bahawa Yesus adalah Tuhan, sudah tentu Ia sudah tahu apa yang akan diperbuat orang ini, bahawa orang ini akan merugikan dan menyusahkan-Nya. Sungguhpun demikian, Ia tetap berbelas kasihan dan menyembuhkannya secara totaly , itulah BELAS KASIHAN TUHAN. Belas kasihan Tuhan mengalahkan segala-galanya.


Bagi kita yang merasakan atau pernah mengalami belas kasihan Tuhan, sebenarnya kita harus mewujudkan sikap hati kita yang benar dan meresoponi dalam tindakan yang nyata  dalam berbelas kasihan kepada sesama kita om jangan kita mensia-siakan belas kasihan-Nya. Memang butul gia, kalo kita udah di sembuhkan kerana pertolongan Tuhan maka kita harus bersaksi bagi kemulian nama-Nya gia, apalagi kalo sudah bertahun-tahun menderita sakit bahkan penyakit yang inda da harapan tetiba-tiba disembuhkan oleh Tuhan bukankah begitu. Amat sulit sekali kalo kita udah disembuhkan namun inda bersaksi gia, namun dalam kasus Injil dalam Markus ini ada hal yang begitu menarik perhatianku gia " Perintah Tuhan sekaligus permintaan-Nya ". Orang kusta begitu bahagia sekali setelah sembuh dan dia ingin membagikan kebahagiaan itu kepada orang lain, tapi sayang sekali gia seharusnya dia menghormati permintaan Tuhan. Sayangnya orang ini tidak melaksanakan perintah Tuhan, ia malah menyiarkan berita kesembuhannya. Saya kira perbuatannya itu mencerminkan diri kita semua sebagai manusia gia, kita hanya rindu menerima belas kasihan Tuhan tapi kita inda rindu mendengarkan dan melakukan perintah-Nya.
Memang kita pun macam orang kusta mahunya kita tapi lupa apa mahunya Tuhan kepada kita.
Nak akhir sakapku dalam coretan ini gia percatatan bentuk perkongsian kita bersama-sama gia, janganlah luapan sukacita itu menghayutkan kita dan juga melawan arus, namun harus kita kendalikan dengan taat akan perintah Tuhan, kerana luapan sukacita terlalu spontan tanpa memikirkan kesannya, akhirnya menjadi penghalang pekerjaan Tuhan. Disini kita harus berhati-hati seperti orang kusta ini, yang begitu semangat, begitu gumbila om bahagia sekali namun gagal mengerti mahunya Tuhan. Bah itu sajala gia seritaku ini. Amen
Telima kasih kerana membaca kepanzangan penseritaanya gia.

" Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu "
( Yudas 1:22 )

Ahad, 13 Oktober 2013

ORGEII



Shallom hai kawan-kawanku yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus. Kita ketemuaan lagi dalam ruang catatan ini yang inda seberapa gia. Maaf telat waktunya dalam menulisnya dia punya kesinambungan gia dalam blog kira panjang bangat ini mensiapkannya. Walaubagaimana baru ada masa yang terluang bolehla melanjutin apa yang sudah di perkongsikan bersama iaitu tentang " ORGE " gia hehehe.  
Sebelum itu terima kasih buat temanku yang tidak seberapa sya kenal gia dalam halaman muka buka/ pisbuk gia, namun kasih Kristus tu membuat  kita mengenali akan sesama, thanks telah meresponinya walaupun pendek tapi cukup manfaat membuat sya terpikir sesuatu gia untuk mengelola penulisan yang kukira cukup berat suga jika dilihat kondisi sya sebagai belia bahkan bukanla seorang pelajar alkitab gia mau pun pernah lajar-lajar menelah isi kandungannya, namun " i like it"  hehehe. Terima kasih buat saudari...C'Clay gia namanya yang meresponinya hehehe.
Dan tidak lupa juga kawanku yang kalo sya temui walaupun dari segi usia dia dewasa dariku namun sikapnya suka mendengar  itu menarik perhatianku dan kami saling bertukar opinion berserita mengenainya " otogod " sehingga memberi ke-idea-an  dalam kefahamanku untuk menyunting lebih lanjut hal yang mahu dikoreksikan. Terima kasih Saudara Mrs.S.k.
Sore kelmarin  dulu gia, ketika saya dan teman lain membicarakan tentang hal-hal ASB untuk pelaburan jangka panjang kira menyimpan wangla bah tu mana taula bikin kawinka, pembeli rumah ka, pembeli kelitaka macam-macam pun bule.. Walaupun itu cuma cakap-cakap saja tapi membuat sya merenungi sesuatu mengenai reaksi ketika dalam sebuah pertuturan dan respon dalam hal berkata-kata lebih-lebih kalo masuk dipendengaran dikelolahkan oleh fikiran lalu meresap dalam hati kita di situlah hatimu dan hatiku teruji yang penting disini adalah kesedaran dalam hal-hal berkata-kata dan meresponi apa yang didengar atau diperkatakan.
Benarlah apa yang tertulis jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan lebih-lebih lagi lidah kita yang tidak terkendali rasanya sya ada posting juga tu tentang lidah disini.
Tetapi sya main tulis pula gia ini disini, so kalao ada yang menguris hati kasi maaflah sya gia hehehe.
Lain serita gia sudah kamurang ada akaun simpanan ka?mensimpanla untuk hari yang mendatang gia kekeke..
Hehehe  apa-apa pun panjang butul pembukaannya budi penulisannya kalo sudah aku mengayat-ayat macam karangan ini...kalo beginila sya menulis karangan time iskula  tadika gia kompom jadi penulis novel sinta suda sya ,,,hehehe.
Tidak lupa juga anda-anda yang mendukung dalam dalek tempatan gia pounsikou.



Namun satu hal yang patut ku berterima kasih dan bersyukur adalah DIA di atas segalanya yang mengajarku semunya ini Dialah ilhamku " Alfa dan Omega , Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir
Guru dan Tuhan ".
Amen

Apakah kawan-kawan masih lagi bersama-sama dengan sya di ruangan ini.? Maaf kiranya terlampau kepanzangan catatannya gia.

Baiklah berbalik kepada persoalaannya yang ingin kita koreksi bersama-sama gia apakah kita inda boleh marah dan bagaimana marah itu inda mendatangkan dosa gia.?



Mari kita lihat dalam Iposus 4:26 " Om ondung otogod kou, om kada' pologoso' i kototogod diri do kobungou dokoyu do momonsoi'd dusa. Om kada' kou kotogod do gisom dot asadapan.
Maksudnyaa gia Efesus 4:26  " Jika kamu marah, janganlah biarkan kemarahan itu menyebabkan kamu berdosa. Jangan marah sepanjang hari. "
Kalau terjemahan lain gia " BE ANGRY, AND yet DO NOT SIN; do not let the sun go down on your anger "

Kata " Otogod " di sini dalam kata Yunani dalam bahasa Greek adalah orgizesye/orgizesthe atau orgizo
yang maksudnya gia 
1. Merangsang menimbulkan kepada kemarahan om
2. Menjadi perangsang untuk marah atau berang.
Nak kalau kita selidiki gia kata dasar " Marah " ini dalam bible/alkitab gia begitu banyak dapat kita temui lebih ratusan kali.
= Dalam Perjanjian Lama = 
" The OLd Testament " gia sebanyak  85 kali,
= Dalam Kitab Deuterokanonika gia = 
" Apocrypha " gia sebanyak  21 kali,
= Dalam Perjanjian Baru = 
" The New Testament " gia sebanyak 34 kali.
Belum lagi termasuk yang bersangkutan dengan topik-topik lain atau serita-serita yang berkaitan hal marah-marah lain gia.
Tentu kita pernah mendengar tentang ada 8 dosa agung yang sering menjadi hambatan atau menghalang kita hidup bahagia gia salah satunya adalah
" Kemarahan " 

yang ingin sya sharekan
Tentu saudara/i  yang terkasih sudah pernah membacanya penyataan Yesus dalam khotbah-Nya di bukit mengenai
" Teaching about Anger " 
Yesus berkata: " Isai nopo i tumogod do tulun do suwai, om bisaraon no;" Dalam terjemahaanya ".. Sesiapa yang marah* terhadap saudaranya akan diadili..."( ayat 22a ) 
yang ada tanda (*) dalam naskah kuno/ manuskrip tertentu menurutnya sesiapa yang marah tanpa sebab atau alasan.
Kita juga boleh melihat dalam versi king James kita akan menemui kata ‘without a cause’.
Marah yang diguna dalam disini adalah " orgizomenos " dari kata " origzo " dari kata Yunani juga.
Anda boleh membaca perikop keseluruhan dalam Kitab Matius 5:21-26 supaya lebih jelas lagi pengertian kita bersama gia.

 Namun sering kali persoalannya  menjadi keliru gia ketika kita ingin memahami erti " MARAH"  itu sama ada berdosa ka inda itu!. Walaupun marah bukanlah dosa besar namun ketika kita mereaksi kemarahan kita melalui tindakan yang tidak benar sehingga mencelakakan sesama na itu baru la masuk dosa besar.

Anda tentu pernah membaca kisah Kain membunuh adiknya Habel gara-gara persembahan. 



Dimana hati kain menjadi panas dan mukanya masam/muram gia. Apa yang menarik di ayat 7 dalam bab 4 kitab Kejadian ini gia, Sebelum Kain membunuh adiknya, Tuhan berfirman kepada Kain supaya kain harus mengalahkan dosa yang mengoda itu ketika ia melakukan yang jahat jangan dosa itu masuk kedalam hati sehingga menguasainya. Namun apa yang terjadi anda boleh ikut dia punya penceritaan dalam Kitab Kejadian 4:1-16
Rasul Paulus juga menyampaikan hal yang sama dalam Efesus 4:26-27, dimana sikap marah yang tidak beralasan, akan membawa kerugian besar bagi jemaat tersebut. Paulus menjelaskan, biasanya orang yang marah kerana keadaan keperibadiannya kurang stabil. Satu lagi nasihat Rasul Paulus lihat ayat 27 memberi kesempatan kepada iblis, iblis dalam kata Yunani  disebut " diabolos " erti pemfitnah. Nak segala suatu perselisihan yang dibiarkan tanpa penyelesaian merupakan kesempatan yang sangat menguntungkan bagi iblis untuk membangkitkan perpecahan. Makanya tidak jarang kalo terjadi bahawa gereja terpecah dalam kelompok, baik itu dalam komunitas pelayanan, baik dalam keluarga yang saling bertentangan, disebabkan oleh perselisihan antara dua, tiga orang yang tidak segera diselesaikan.


Mari pula kita lihat ayat 31 dalam Efesus bab 4 " Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. "
"Kemarahan " disini dalam terjemah dalam bahasa Yunani adalah "ORGE"  yang membawa erti kemarahan yang berterusan, yang tidak pernah habis. Kemarahan yang sudah melebihi batas kekuatan sangatlah berbahaya bagi orang-orang yang disekitarnya. Kemarahan yang tinggal didalam kehidupan seseorang harus segera dengan secepatnya diselesaikan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan kepada orang-orang yang ada disekitar kita.


Pertanyaan lagi jika kemarahan itu mengakibatkan sebuah dosa ? yang harus dihindari atau dibuang, Seperti di kata Rasul Paulus bahkan Tuhan Yesus sendiri seperti khutbah di bukit " Siapa Marah ".



Lalu persoalaanya bagaimana pula kenyatan Allah juga pernah marah bahkan kemarahan Allah itu selalu diikuti dengan penghukuman.  " do gama' di kototogod nu om i kolosuo' do ginawo nu. Nongoi oku diya' buntuto' om pataamo' oku nogiddi diya', oi Tuhan. " Sinding 102:11(Mzm 102:11). Tentu kita pernah membaca marahnya TUHAN dalam perjanjian lama di mana serita tentang Tabut perjanjian dibawa ke Yerusalem dan Uza mati dibunuh sehingga digelar tempat itu Peres-Uza dalam bahasa Ibrani yang bererti " Kebinasaan Uza ".  "Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Uza, maka Allah membunuh dia di sana kerana kecuaian itu. Ia mati di sana dekat tabut Allah itu " Dalam 2 Samuel 6:7. Begitu besarnya amarah-Nya sehingga lebih tepat dikatakan sebagai “Murka-NYA”

Yesus juga pernah marah, lihat Markus 3:5: "Ia berdukacita kerana kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya ...". Markus 10:14: "Ketika Yesus melihat hal itu Ia marah dan berkata kepada mereka ..." dan mungkin kemarahan Yesus yang paling besar adalah ketika Ia memporak perandakan Bait Allah yang menurut-Nya telah dijadikan sebagai sarang penyamun (Yoh 2:13-25 ) bahkan ayat 15 berkata: "Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; wang penukar wang dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya".

Jika kemarahan adalah sebuah dosa maka Allah dan Yesus adalah pendosa-pendosa besar sebab kemarahan Mereka berada dalam tingkatan yang sangat luar biasa. Tetapi bukankah Mereka itu Mahasuci dan tak mungkin berdosa? Lihat dalam surat  Ibrani  4:14-16, 5:1-10 ( Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak menaruh belas kasihan akan segala kelemahan kita, namun turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita sendiri, hanya Ia tidak berbuat dosa). 

Jika demikian maka persoalannya bukan terletak pada "apakah Yesus berdosa atau tidak?" 
Tetapi pada tafsiran yang benar tentang kemarahan itu sendiri.
Jadi pada dasarnya kemarahan itu neutral pada dirinya sendiri. Ia dapat mengakibatkan dosa tetapi bukanlah dosa. Berdosa atau inda suatu kemarahan inda terletak pada kemarahan itu sendiri tetapi pada hal-hal yang dikaitkan om dikenakan pada kemarahan itu. Jadi berdosa atau inda tu kemarahan ditentukan oleh hal-hal seperti
Sasaran atau objek kemarahan itu om Sifat kemarahan itu dalam diri seseorang.

Apa itu sasaran atau objek kemarahan gia? Sasaran atau objek kemarahan itu gia om lebih kepahaman lagi kita bersama gia adalah "kepada siapakah amarah itu ditujukan?" 
Hal ini sangat menentukan tafsiran terhadap amarah itu sendiri. Amarah itu akan menjadi atau mendatangkan dosa jika amarah itu diarahkan pada sasaran atau objek yang keliru, demikian pula sebaliknya amarah itu bukanlah merupakan sebuah dosa jika amarah itu diarahkan pada sasaran atau objek yang benar.
Kemarahan yang benar biasanya adalah kemarahan yang dilandasi oleh kasih, dan ditujukan terhadap dosa, ketidakadilan, penindasan, om kesesatan. 
Misalnya gia orang tua yang marah kepada anak yang nakal gia macam sya dulu kira jajal suga la sya ini dulu melastik mangga appel di kebun sina gia sampai kena marah gia hehehe. Jadi kena tegur mama itu tandanya kasih sayang gia tu hehehe malu sa mengasi tau. Kita marah pasal  penggunaan nama yang eksklutif  hanya kepada orang tertentu, jika nama menunjukan DIA yang Mahakuasa lagi Suci Tanpa Batas, kita tahu DIA berkuasa pencipta semesta alam raya kerana DIA kita mampu bergerak dan bernafas,namun pola pikir manusia ini  yang dibilang IQ melebih dari Sang Pencipta pergi membatasi kemahakuasaa-NYA. Jadi yang Tuhan siapa? manusia ka Allah itu sendiri  suka-suka hati menghadkan,membatasi  kemahakuasaan Nama-Nya..aisymen macam inilah kalau sya marah gia hehehe. kita marah kerana adanya penindasan,korupsi, terorisme penyalahan guna kuasa,dan macam-macam ada lagi gia.

Nak tadi kita suda melihat berapa kutipan ayat yang menunjukan Allah dan Yesus marah gia. Jadi cukup jelas kita menolak bahawa kemarahan Allah dan Yesus adalah sebuah dosa, bukan saja kerana Allah itu suci tetapi juga kerana kemarahan-Nya ditujukan pada sasaran om objek yang tepat. Macam kemarahan Yesus dalam Markus 3:5. Di sana jelas dikatakan bahawa kemarahan-Nya diakibatkan oleh kedegilan hati orang Farisi yang berusaha mencari-cari kesalahan-Nya (Markus 2:23-28; 3:2).Kemarahan Yesus dalam Markus 10:14 juga diakibatkan oleh murid-murid yang tidak membenarkan anak-anak kecil datang kepada-Nya. Kerana itu setelah kemarahan-Nya Ia melanjutkan kalimat-Nya dengan berkata "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-KU ..."

Demikian pula dengan kes Yesus menyucikan Bait Allah. Ia sangat marah dan memporak perandakan Bait Allah kerana menurut-Nya Bait Allah telah dijadikan sarang penyamun (Matius 21:13). Dengan demikian kita dapat berkesimpulan bahawa kemarahan Allah dan Yesus adalah kemarahan yang bersasaran tepat di mana kemarahan Mereka diarahkan kepada dosa (orang berdosa). Ini adalah kemarahan yang kudus atau "holy anger". Jadi sasaran yang tepat dari suatu kemarahan tidak hanya mengakibatkan kemarahan itu tidak mendatangkan atau menjadi dosa, tetapi juga menjadikannya menjadi kemarahan yang suci om kudus gia.
Dalam ayat-ayat Alkitab yang lain juga memberi berapa sontoh kemarahan kudus lain gia yang disasarkan pada dosa. Antaranya kemarahan Yohanes Pembaptis kepada orang Farisi dan orang Saduki sampai ia berkata kepada mereka “ gennema echidna "(Matius 3: 7). Yesus juga ketika ia mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi Ia marah kerana kemunafik meraka sehingga kemarahan-Nya berbentuk penghukuman yang menimpa keatas meraka seperti yang tercatat dalam Matius 23:13-36 yang salah satunya menyebut ahli-ahli Taurat dan orang Farisi sebagai " gennema echidna" (ayat 33) dan kemarahan Yesus pada Herodes juga sehingga Ia menyebut Herodes sebagai serigala walaupun dalam bahasa Yunani disini menyebutkan sebagai alwpeki/alopex bukan lukos (Lukas 13:32). Kedua kata ini (ular beludak dan serigala) tentulah merupakan kata yang sangat kasar dalam konteks Alkitab sebab kedua binatang ini selalu dikaitkan dengan iblis dan pekerjaannya (lihat Lukas 10:3,19; Wahyu 12:9). Sekalipun demikian kemarahan itu bukan dosa kerana kemarahan itu ditujukan pada dosa (orang berdosa).

Manakala maksud dari sifat kemarahan dalam diri seseorang pula adalah apakah kemarahan itu bersifat situasi dan bersyarat atau bersifat substansial/besar/penting? 
Jika kemarahan itu bersifat situasi / bersyarat maka kemarahan itu akan menjadikan seseorang menjadi "orang yang marah"tetapi 
 jika kemarahan itu bersifat besar dalam diri seseorang maka ia akan menjadikan orang tersebut menjadi seorang "pemarah".
Kalo kita lihat dalam kitab lain seperti Pengkhotbah 33:7 " Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, kerana amarah menetap dalam dada orang bodoh.", Amsal 14:29 " Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan. "Sirakh 31:30 " kalau orang bodoh mabuk, mereka marah-marah dan merugikan diri sendiri. Tenaga mereka berkurang dan mereka mudah dilukai orang " Sirakh 1:22" Orang yang marah tanpa alasan tidak  dapat dimaafkan, oleh sebab kemarahan yang meluap-luap mencelakakan manusia. Mazmur 37:8 " Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. " Rasul Yakubus  juga menasihati kita dalam Yak 1:19 " Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" Kolose 3:8 Tetapi sekarang, buanglah  semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu
Nasihat Firman Tuhan ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang dalam dirinya ada sifat bersyarat / situasi (seorang yang dapat marah) dan bukan oleh orang yang kemarahannya bersifat substansial (seorang pemarah) yang  kesukaannya adalah marah sebab yang dilakukan oleh seorang pemarah adalah
"Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggaran". (Amsal 29:22). Itulah sebabnya 
Boros Dot Aralom mengsakap " Osonong nogi' do miyon do hiri'd sakai'd taap do walai, ko' mantad do poinsugku' i kusai di sawo dau di mintogod nopo." (Ams 21:9; 25:24). Alkitab tidak mempersoalkan seorang yang marah (walaupun masih banyak perkara yang perlu ditinjau dalam kemarahannya itu) melainkan seorang pemarah kerana pemarah itu berbeza dengan sifat kasih (lihat I Kor 13:5) dan kerana itu pula seorang pemarah tidak dibenarkan menjadi seorang penilik jemaat/pemimpin jemaat (Titus 1:7). Jadi kemarahan itu dapat menjadi dosa jika kemarahan itu bersifat besar dalam diri seseorang (yang menjadikannya seorang pemarah) dan bukan kerana sifat bersyarat / situasi. 

So apakah anda dan sya gia adalah seorang yang dapat marah saja ataukah seorang pemarah? kita tentu semua pernah marah-marah. Tetapi kepada apakah dan siapakah kita marah? 
Jika amarah anda tidak ditujukan pada dosa, ketidakberesan/ketidakteraturan,kemunafikan dan hal-hal negatif yang lain maka anda berdosa / menjadikan amarahmu menjadi sebuah dosa. Sebaliknya jika amarahmu ditujukan kepada semuanya itu maka amarahmu bukan saja tidak mendatangkan dosa tetapi sekaligus menjadi amarah yang kudus. Jika anda melihat ketidakbenaran, dosa, kemunafikan dan kejahatan dan itu tidak sempat mengusik/menyentuh
 amarahmu, maka anda berdosa. Cuba lihat dan sya saranakan bacala  pasal berguna tu untuk kepahaman gia dalam kitab Yehezkiel 3:16-21 mengenai pertanggungjawaban kita, sedangkan jika anda melihat kasih, kebaikan, ketulusan dan keluhuran lalu anda menjadi marah, maka anda berdosa kerana amarahmu adalah amarah yang salah sasaran / objek om tersasar gia dan indak layak.
Pertanyaan lagi adakah tu amarah yang inda layak? 
Ya ada gia! macam serita marah yang inda layak om inda pentas gia macam dalam kitab Yunus (Yunus 4:4). Ia marah kepada Allah kerana melihat kasih yang besar dari Allah kepada penduduk Niniwe setelah pertobatan mereka (untuk memahami alasan kemarahan Yunus, sila membaca kitab Yunus hehehe). Itulah sebabnya dua kali Allah berkata "layakkah engkau marah?" (Yunus 4:4,9). Jadikanlah amarah itu menjadi amarah yang kudus dengan mengarahkan amarah itu pada sasaran yang tepat iaitu pada dosa, kejahatan, kemunafikan, ketidakadilan dan hal-hal negatif yang lain.

Tetapi inti dari semua itu tergantung dari respons kita terhadap situasi.
Marah merupakan pilihan, namun bukan keharusan. Tetapi jika kita tenang gia om berfikiran positif gia niscaya kita dapat mengendalikan kemarahan. Kekuatan rohani seseorang bisanya diukur seberapa kuat ia menghadapi tekanan lingkungan/persekitaran. Ketika kesulitan siap menghajar kita, Allah siap memberi kekuatan bagi kita. Sya ingin kongsi satu hal lagi sebelum mau penghabisan sudah gia catatnya untuk meredakan kemarahan sekiranya kita berada situasi yang mendatangkan dosa akibat kemarahan. Benar inda orang yang sempurna selain Yesus Kristus semua pernah bersalah. kita sering melakukan kesalahan terhadap orang lain. Dalam Doa " Bapa Kami " Tuhan Yesus memberi didik kepada kita agar mengampuni orang yang bersalah kepada kita " dan ampunillah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami " (Matius 6:12). Dalam ayat ini gia tersirat bahawa kita harus mengampuni orang yang telah membuat kita marah. Jika kita tidak mahu mengampuni, Bapa di surga pun tidak akan mengampuni kita. " jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan " (Matius 6:15).
Doa yang paling best untuk meredakan kalo sya marah gia adalah doa rosary gia..hehehe  

Sekian terima kasih " to you all "kerana sudi membacanya sampai habis gia coretanya sehingga saat ini. Walaupun inda seberapa gia sharing kepanzangan berhabis lagi gia mau ada sambungan lagi ini tapi sampai situ saja sya punya keterbatasan gia mengelolakannya. Selebihnya sya serahkan dalam nama Yesus gia agar diberi kita Roh hikmat dan Wahyu Pengertian.

Amin


Jumlah Paparan Halaman